Setiap manusia memiliki mimpi, tapi tidak semuanya benar-benar percaya pada apa yang diimpikannya. Setidaknya itulah kesimpulan sementara yang bisa saya simpulkan hari ini setelah 9 bulan perjalanan Bedah Kampus mendampingi adik - adik untuk memetakan hidup mereka. Betapa saya menyadari bahwa anak muda kita sangat membutuhkan pertolongan dari tsunami kegalauan menghadapi masa depan. Karena jika fenomena ini tidak segera diakhiri maka lambat laun generasi optimis akan punah dan bangsa ini kembali mengualang era sejarah masa lampau, kita akan kalah oleh bangsa lain dengan etos kerja yang jauh lebih baik !

Saya tidak ingin ikut-ikutan memberi motivasi dengan mengatakan 'ayolah..... semua itu mungkin.... toh perjalanan ke bulan juga berawal dari mimpi...' karena saya juga menyadari, bagi anak-anak yang tumbuh di lapisan masyarakat bawah, kata-kata itu sangat terdengar teoritis dan klise. Berikut adalah hasil pengamatan saya dari proses mentoring online dengan adik-adik SMA yang hendak ke PT, atau teman-taman yang sudah S1 yang berkeinginan untuk hendak S2 : 

Peta langkah yang mengawang.

Impian adalah sesuatu yang sangat berbeda dengan khayalan buta. Impian memiliki target yang pasti dan terukur dalam menggapainya, sementara khayalan hanya angan-angan yang mengawang tanpa tindakan yang jelas. Bukan berarti mimpi yang realistis adalah sesuatu yang kecil. Misal bisa saja sekolah ke Harvard bagi seorang anak yang hidup di jalanan adalah hal yang realistis dan menjadi seorang pengusaha nasi goreng bagi lulusan Pasca Sarjana FE UI adalah khayalan. Setinggi apapun mimpi kita, ketika kita mampu memetakannya dengan jelas dan menurunkannya pada serentetan langkah nyata yang akan mengantarkan kita kesana itu realistis, dan sebaliknya, walau hal itu sederhana, jika tidak pernah direncanakan maka semua itu hanya sebuah khayalan besar. 

Pertanyaan yang hadir adalah bagaimana merencanakannya ? Kenali dulu Passion dan Purpose kita. Passion adalah hal yang kita sukai dan membuat kita bersemangat ketika melakukannya, bahkan saking besarnya rasa suka dan energi kita untuk hal tersebut kita rela untuk tidak dibayar. Cara menemukan passion ini juga tidak sederhana, kita bisa kontemplasi terhadap kejadian-kejadian besar dan kecil dimasa lalu dan mengingat bagaimana perasaan kita kala itu. 

Lalu apa itu purpose ? saya sedikit sulit menjelaskan hal abstrak yang juga baru saya pahami ini. Contoh sederhananya seperti ini, banyak orang mengenal komputer dan ahli dalam bidang tersebut, namun mengapa Bill Gates yang berjaya dengan microsoft ? atau Steve Jobs dengan Apple ?. Karena mereka tidak sekedar memandang komputer sebagai komputer, tapi komputer adalah alat elektronik luar biasa yang bisa dilakukan untuk melakukan perubahan besar, menolong banyak orang, memudahkan komunikasi, keamanan, mendorong kemajuan bisnis dan pertumbuhan ekonomi, bahka wajah dunia berubah 180 derajat dari era sebelum ada komputer. Itulah yang saya maksud dengan purpose. Memang sulit menentukannya, karena kita perlu energi yang besar dari dalam diri untuk menemukan hal tersebut. Itulah sebabnya ketika diawal saya menyarankan untuk menemukan passion terlebih dahulu, karena passion akan memudahkan kita untuk menemukan purpose yang realistis. 

Lalu yang terakhir buatlah sebuah kerangka logika yang akan kita ta'ati dengan disiplin kedepannya. Apakah itu kerangka logika ? secara sederhana itu adalah tahapan langkah yang harus kita lakukan untuk mengembangkan passion yang kita miliki menuju perpose yang kita inginkan. Kita bisa menuliskan poin-poin utama, lalu diturunkan mejadi langkah tahunan, bulanan, hingga mingguan, kalau perlu buat juga target harian. Sehingga semuanya jelas dan terukur. Selain itu, keseharian kita juga akan dipadati dengan aktivitas untuk melakukan kerangka logika yang sudah kia buat, hal ini memiliki peranan besar dalam mengurangi kegalauan, karena menurut saya, salah satu penyebab galau adalah kita bingung hendak melangkah kemana. 

Masuk ke dalam komunitas yang benar.

Di dalam islam, kita akan disarankan untuk berkumpul dengan orang-orang sholeh agar keimanan kita senantiasa terjaga. Begitu juga dalam menggapai impian, jika kita ingin menjadi pengusaha yang bergaul dengan pengusaha, jika kita ingin terjun ke dunia pendidikan yang bergabunglah dengan pakar di bidangnya. Hal ini akan menjaga motivasi kita sekaligus menjaga kefokusan langkah dan konsistensi terhadap kerangka logika yang sudah kita buat.

Suatu hal yang aneh menurut saya adalah ketika kita memiliki mimpi yang besar, namun kita bergaul dengan teman-teman yang memandang hidup hanya hari ini saja, yang penting nongkrong di mal, engga jomblo, dan punya BB untuk gaya-gaya'an. Menyesuaikan pergaulan menjadi sangat penting, jika kamu merasa tidak ada komunitas yang kamu inginkan di lingkungan tempat tinggalmu, jangan segan-segan mencari di dunia maya, karena sekarang banyak sekali komunitas yang mampu mengakomodir mimpi-mimpimu. Jangan pernah merasa takut untuk mengirimkan e-mail atau message ke seseorang atau komunitas yang kamu harapkan mampu menjadi lingkaran penjangan semangat juangmu. Takut ditolak ? kalau ditolak berterimakasihlan pada Allah, karen Ia menunjukkan bahwa orang atau komunitas yang ingin kamu jadikan sebagai lingkaran penjaga semangat adalah orang/komunitas yang salah. Saatnya mencari yang lain yang lebih tepat. Karena komunitas ini juga yang akan membukakan pintu link dan akses untuk langkah yang lebih baik dan maksimal kedepannya nanti. 

Budaya apresiasi dari pendidik.

Hal ini juga biasanya menjadi faktor penggugur semangat yang pertama, ketika kita sudah semangat empat lima, melakukan banyak hal, dan bermandikan peluh namun orang-orang disekitar kita seperti guru, orang tua, ataupun keluarga tidak pernah mengapresiasi apa yang kita kerjakan. Yang terjadi mereka justru memajokkan, memandang sebelah mata, memberikan tawaran yang menurut mereka realistis namun sama sekali bukan kita. Contohnya ketika kita merasa gerah dengan sistim pendidikan hari ini dan bercita-cita ingin merintis sekolah dengan kurikulum alternatif, kita memulainya dengan sesuatu yang sederhana dari merintis sebuah rumah belajar mungkin, namun orang tua kita bilang, sudahlah untuk apa repot-repot, kamu masih idealis sekarang... tapi bagaimana nanti... sudahlah PNS saja, dll. 

Bukan masalah yang besar ketika PNS adalah kesadaran dari hati kamu, namun akan sangat bermasalah ketika hal itu menjadi alasan untuk kamu menyerah. Semua orang berani bermimpi, tapi hanya sedikit yang benar-benar yakin dengan apa yang diimpikannya. Pada akhirnya mereka yang jumlahnya sedikit itulah yang berhasil menorehkan tinta sejarah, sebut saja Alva Edison yang udah gagal ratusan kali. Yang kedua ini adalah hidupmu, kamu harus berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab atas keputusan tersebut, jika hal itu sudah di lalui, saat itulah kamu layak disebut dewasa.

Pada akhirnya semua keputusan kembali ke kita, ingin menyelesaikan hidup di dunia dengan cerita biasa atau sejarah yang mempesona. Karena sejatinya orang tua, guru, keluarga, teman-teman, bukan tidak mengapresiasi kita, namun mereka hanya tidak ingin melihat kita susah, percayalah ketika kita sudah berhasil mereka juga agar tersenyum dan berkata pada kita "kami bangga !"

Ada Allah yang Maha Segalanya.

Terkadang lelah akan melanda dan membuat apa yang akan kita tuju menjadi semakin jauh. Tapi ingatkah kita, saat baru terlahir dari rahim seorang ibu, apa yang kita bisa ? dan sekarang kamu sudah berdiri kokoh, cerdas, potensial, penuh energi dan bisa melakukan banyak hal. Lalu apalagi selain kita harus tawaqal... bersabar atas apa yang kita perjuangkan, just do it ! jangan bayangkan bagian sulitnya, dan tanpa terasa semua itu akan tercapai.

Apa yang terjadi ketika seorang bayi sudah membayangkan ujian masuk perguruan tinggi negeri, lowongan pekerjaan, tata ekonomi, manajemen bisnis, rumusan masalah suatu penelitian, sudah pasti mereka akan stress, karena berkata lapar saja mereka tidak bisa. Namun Allah membimbing bayi-bayi mungil untuk tawaqal, belajar setahap demi tahap, tengkurap, merangkak, duduk, berdiri, berjalan, berlari, hingga menjadi kamu yang sekarang. Sesuatu yang tidak pernah kamu bayangkan ketika bayi telah terjadi hari ini akibat kebesaran Allah. 

Bagaimana dengan hari ini ketika kamu lelah ? akankah putus asa ? sebaiknya jangan ! karena putus asa adalah milik mereka yang tidak peduli dengan kebesaran Allah, mereka lupa bahwa Allah mampu menciptakanmu dari setetes mani dan sel telur menjadi kamu yang sekarang. Halangan untuk meraih mimpimu jauh lebih tidak mustahil untuk Allah, hanya saja masalah waktu, kapan kamu layak menerima amanah itu, seperti kapan kamu layak bisa berjalan. Karena apapun itu, akan Allah mintai pertanggungjawaban di kemudian hari. Just do it ! do it ! do it ! do the best ! n Allah will cover the rest. Bissmillah.