Untuk sampai pada titik ini, bertahan sejauh ini, berusaha untuk tumbuh dengan sebaik mungkin, bukanlah perkara mudah dan sederhana. Satu hal yang pasti, aku tidaklah sendiri. Tanpa campur tangan sosok-sosok yang tulus nan baik hati, apalah daya, hari ini mungkin tidak akan ada, ya... mungkin ada, tapi tidak seperti ini. Hingga aku begitu yakin akan betapa Agungnya Sang Penguasa jagad raya. Selalu ada kejutan manis yang tertuduga, dan seringkali menjumpai shock terapi tanpa peduli diri ini siap atau tidak. Selamat datang dua lima, usia yang benar-benar dewasa untuk bergabung pada gelanggang dunia. 

Untuk Orang Tua

Aku haru, bersyukur, bangga, lahir dari ayah dan ibu yang luar biasa. Semakin dewasa aku semakin menyadari bahwa hidup adalah pilihan, kaya atau miskin, baik atau jahat, tulus atau modus, semua kembali ke kita. Aku bangga punya ayah yang luar biasa, darinya aku melihat nilai kehidupan yang sesungguhnya, darinya aku melihat kebermanfaatan dan ruh pemberdayaan, darinya aku melihat keberanian dan perhitungan resiko, darinya aku melihat kemuliaan dan kesederhanaan, darinya aku melihat kecerdasan dan kelurusan. Aku bangga Utama Group pernah ada, aku belajar kala ia porak poranda, jiwa pemberdayaan itu mengalir pekat di darah ini hingga tanpa kusadari membawaku sampai ke Seattle. Entah kapan, tapi aku yakin saat itu pasti ada, saat semangat itu mampu kuterjemahkan dalam sebuah wahana nyata. Aku bangga akan ketulusanmu mengabdi pada yayasan, sungguh aku lebih memilih hidup seperti ini dibanding makmur namun hanya untuk keluarga sendiri. 

Dari sosok seorang ibu aku melihat wujud rasa syukur yang paling nyata, aku melihat kasih sayang dan perjuangan. Aku mengerti beratnya menggadaikan cita-cita, aku mengerti rasanya tidur paling akhir dan terjaga paling awal, aku mengerti bahwa menterjemahkan hal yang menurut masyarakat biasa saja menjadi hal yang sangat istimewa itu tantangan. Tapi demi anak-anakmu kau memilih itu. Sebulan saja aku menjaga penuh Ibram, rasanya semua hal sudah porak-poranda. Kamu menjaga kami, menjagaku sampai usia dua puluh lima. Tak terbayang lagi rasa khawatir apa yag pernah memenuhi pikiranmu, debar-debar jantung yang pernah menghantui, keletihan yang menghinggapi, air mata yang kau sembunyikan. Semoga Allah berikan tempat terbaik, benar-benar tempat yang paling baik. 

Untuk Adik-Adik

Bangganya aku menyaksikan kalian tumbuh. Mudah tumbuh pada lingkungan yang mudah, tapi kita bahu membahu, saling berbagi, saling mengalah, untuk maju bersama-sama. Keterbatasan takkan membuatku menyerah, apalagi menyaksikan kalian menyerah. Kita tak harus menyerah dan tak ada pilihan untuk menyerah. Impikan saja masa depan terbaik kita, melangkah saja, biarkan Tuhan yang mengatur sisanya. 

Aku tahu rasanya pahit, aku tahu rasanya berbeda dari teman-teman seusia. Tapi aku yakin hukum sebab dan akibat itu berlaku. Hari ini kita belajar dan bekerja keras, kelak kita menuai manfaat dan keberkahan dari apa yang kita perjuangkan hari ini. Dengan cara kita, kesederhanaan tidak akan menjadikan kita hina, kita harus bisa bangkit dari keterinjakan. Yang terpenting kita harus ingat rasanya tertindas, sehingga tidak akan balik menindas. 

Untuk Sahabat Sahabat Terbaik

Entah apa jadinya aku tanpa para pahlawan di jalan sunyi ini, yang tiba-tiba hadir disaat yang tepat, memberi semangat untuk sama-sama tumbuh dan belajar. Membangun impian akan masa depan. Tertawa, bertengkar, mengisi masa muda dengan cerita yang luar biasa. "Kalianlah malaikat tanpa sayap yang Tuhan kirimkan sebagai jawaban atas do'a-do'aku". Terimakasih untuk setiap dorongan moril dan materiil yang tak terhitung. Terimakasih telah menyisakan ruang dihati untuk kusinggahi. Semoga persahabatan kita sampai disurga, sulit untuk diuraikan satu per satu. Tanpa kalian aku hanya butiran debu. 

Saatnya...

Saatnya masuk ke dunia profesional, bekerja lebih serius lagi, mengembangkan pendidikan, merintis firma dengan lebih giat...

Saatnya memimpikan kebermanfaatan yang lebih besar, menjadi seorang katalis, berjuang tanpa nama dan bergerak tanpa kata... aku bermimpi suatu hari nanti, Indonesia akan menggunakan ide yang keluar dari buah pikiran diri ini... 

Saatnya memandang hidup dari sudut pandang nilai dan merdeka dari intervensi sosial yang belum tentu benar adanya. Berteman juga bentuk kecerdasan yang sebanding dengan piala olimpiade matematika atau omset 100 juta perbulan...

Saatnya tumbuh menjadi orang dewasa dan mengambil resiko sebagai orang dewasa, melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan... 

Saatnya mengkohkan perjuangan meraih mimpi dan menerima kehadiran orang lain dalam hidup... be a patner in crime forever...  


Selamat datang dua lima... "adakalanya kesederhanaan menjadi mewah dirasa, dan adakalanya kemewahaan menjadi hambar pada akhirnya... jadilah pribadi yang istimewa itu dan tundukkan hatimu, sesungguhnya yang ber hak untuk sombong adalah ia Yang Menciptakan Segalanya"