Hoi... valentine is back ? serius ? demi apa ? demi hari kasih sayang doooooonnnggg !!!! Trus diluar 14 Februari bukan hari kasih sayang gituu ? Sungguh kalau aku boleh memilih aku tak mau 365 hari diganti hanya dalam satu hari, karena aku memiliki persediaan cinta yang begitu melimpah kalau hanya dihabiskan dalam satu hari. Aku memiliki persediaan untuk sepanjang tahun, bahkan sampai tahun depan dan depannya lagi.
Surely ! logika dan rasaku tak mampu menjangkaunya. Hari kasih sayang ? tapi masih banyak anak-anak tanpa harapan masa depan, ibu-ibu yang pergi mengais nasi ke negeri tetangga, mimpi mereka dibatasi, bahkan hidup disibukkan oleh urusan bertahan, jangankan merasakan perayaan hari kasih sayang, bermimpipun mereka dilarang.
Hari kasih sayang ? Rasa sayang mana yang dirayakan ? mari kita cari ada berapakah rumah sakit yang siap menerima pasien tanpa bayaran ? Apakah rasa kasih sayang itu hanya sebatas selebrasi. Kemana batinmu pergi ketika kau harus menyaksikan mereka kehilangan hak pengobatan, bahkan ketika mereka menahan sesak berjuang antara hidup dan mati.
Coklat ! Mawar ! Boneka ! Jalan-jalan ! mari kita jumlahkan pengeluaran yang dikeluarkan untuk selebrasi hari ini, cukup untuk membangun lapak-lapak baru bagi pedagang kaki lima yang kemarin digusur dan harus mendengar anak-istri mereka menangis dirumah. Tidakkah indah jika kita bersama membuat mereka tertata rapi, memberi sedikit harapan untuk sekedar memberi jaminan anti tangis kelaparan untuk anak istrinya.
Hari ini aku tau apa itu apatis, bodohnya aku dulu bahwa apatis adalah orang-orang sepertiku yang tak suka aksi di jalanan. Hari ini tertohok aku melihat sebuah selebrasi kosong tanpa makna hasil dari permainan issue pemilik industri cinta. Seapatis apa dirimu sehingga rela cintamu dikomoditaskan ?
Begitu sempit kasih sayang didefinisikan dalam bingkai hari valentine, begitu murah engkau mengekspresikannya, begitu singkat waktumu menikmatinya. Padahal Ia, Sang Maha Cinta memberimu cinta yang lebih agung, yang jauh lebih mewah dari selebrasi yang hanya diramaikan dengan boneka, bunga, coklat, dan beberapa patah rayuan. Padahal ia Sang Maha Cinta memberimu hari yang penuh dengan cinta sampai kiamat nanti.
Tidakkah merasa rugi atas selebrasi kosong yang hanya sehari. Tidakkah engkau kesal kepada pemilik industri yang hanya peduli dengan keuntungan materi. Sudahlah ! tak perlu berdebat, karena cinta yang agung tak perlu diperdebatkan lagi akan eksistensinya, forever and ever.......!
2 komentar:
meminjam istilah dari Komarudin Hidayat, manusia Indonesia ini adalah jenis homo festivus, Can. mereka -atau kita?- adalah makhluk yang suka dengan perayaan yang bersifat massif, publis disertai ekspresi yang plural. lihatlah, betapa banyak perayaan-perayaan yang berbau agama di negara kita; maulid nabi, isra' mi'raj, orang mau naik haji bikin walimatus safar, khitanan ada walimatul khitan, dll.
maka ketika ada sebuah tradisi baru yang datang dari luar berupa valentine day misalnya, masyarakat kita yang cenderung homo ludens (istilah J. Huizinga) juga -yaitu makhluk berusaha meraih kegembiraan dan kebahagiaan dalam menikmati permainan kehidupan- akan menerimanya dengan sangat bahagia.
bisa jadi, suatu saat nanti halloween juga akan jadi salah satu hari yang dirayakan di negeri kita. bahkan bisa jadi, akan ada justifikasi bahwa indonesia lebih berhak merayakannya karena indonesia lebih kaya dengan tokoh-tokoh hantu daripada amerika. he he he .... :D
nice analysis ka....
Posting Komentar