Tampilkan postingan dengan label achievement. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label achievement. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Februari 2013


Pertama kali saya mengenalnya bernama friendster. Sebuah media sosial yang menghubungkan antara saya dan senior SMA yang sudah diperguruan tinggi. Saya tahan duduk di warnet berjam-jam hanya untuk mendesain template atau sekedar upload foto ke dalamnya. Padahal harga warnet di Pringsewu kala itu cukup mahal, yaitu 4000 rupiah per jamnya dengan kecepatan yang super lelet.

Tidak lama dari itu, saya mengenal dunia kampus dengan huru-haranya, semakin menyenangkan bisa upload foto-foto yang bernuansa “hore - hore” dengan teman-teman, bisa dibilang “alay”, ke akun yang bernama friendster ini. Menjadi kepuasan tersendiri ketika ada teman yang membuka akun kita dan berkomentar. Namun cerita cinta saya dengan friendster tidak berlangsung lama, pertengahan tahun 2008, disaat teman-teman dikampus saya masih gandrung dengan Friendster, saya mulai beralih ke Facebook. Facebook menjadi jejaring sosial yang lebih menarik perhatian saya, karena ada fasilitas chatting secara langsung, ditambah waktu itu saya bisa ngobrol dengan bebas dengan senior saya yang masih diluar negeri, dimana sebelumnya saya harus berkomunikasi menggunakan e-mail.

Lambat laun Facebook menjadi jejaring sosial yang hits di kampus saya, anak-anak muda berbondong-bondong migrasi dari Friendster, mereka bisa bebas update status, share foto, saling mengomentari, dsb. Fasilitas ini bak gayung bersambut dengan alam perasaan anak muda yang lebih ingin eksis, huru-hara bersama teman-teman dan membutuhkan ruang untuk mencurahkan isi hati. Sehingga bukan hal yang aneh jika dalam beberapa bulan virus “galau” menjangkiti berbagai pengguna facebook. Termasuk saya salah satunya.

Awalnya saya menyangkal dan berjuang keras untuk tidak galau di Facebook, namun godaan zaman membuat saya luluh juga. Perlahan dan tak pasti, saya mulai menumpahkan keluh kesah, kebahagiaan, cerita, dan kerinduan saya di Facebook. Hingga pada akhirnya warnet menjadi sahabat dekat dikala lelah dengan perkuliahan dan aktivitas lain. Saya bisa menghabiskan puluhan ribu untuk duduk di warnet dan bermain Facebook.

Hingga pada suatu malam, melalui Facebook, saya bertemu dengan profil sesosok yang saya kenal komunitasnya. Beliau adalah pemenang ajang Duta Muda ASEAN yang saat itu saya juga mendaftar namun tidak lolos seleksi berkas. Satu hal yang menarik dari sosok ini adalah kepeduliannya. Biasanya, teman-teman saya yang prestasinya sudah kesana-kemari akan semakin fokus dengan dirinya dan lupa akan dunia sekitar, namun beliau berbeda.

Kebiasaan anak muda jika penasaran dengan seseorang adalah mengikuti setiap aktivitasnya di jejaring sosial alias “kepo”. Dari ke”kepo”an saya ini akhirnya saya tau bahwa beliau telah menginisiasi banyak perubahan sosial dan itu beliau galakkan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, You Tube, Blog, dsb. Beperapa project yang pernah beliau jalankan adalah Sea Change, School of Volunteers, Ayo Berbagi, Children Behind Us, Fireflies, dan termasuk Parlemen Muda Indonesia yang saat itu sedang membuka pendaftaran untuk kandidat wakil provinsi. Semua itu adalah proyek-proyek sosial yang ia lakukan bersama teman-teman karena mereka resah melihat kondisi sekitar, ada yang fokus pada isu pangan, anak, pendidikan, kesehatan, hingga lingkungan.

Merasa penasaran dan tertarik dengan Visi dan Misinya, sayapun mendaftar ajang Parlemen Muda Indonesia. Pendaftarannya saya lakukan melalui website, komunikasi dengan panitia melalui e-mail dan grup facebook, kemudian saya berkampanye menggunakan blog, youtube, fans page, dan media sosial lain. Hingga akhirnya, saya melewati sesi wawancara melalui twitter. Padahal saat itu saya belum terlalu familiar dengan media sosial lain selain Facebook dan Friendster, namun secara tidak langsung saya harus berlatih menggunakannya, dan tanpa disengaja saya menggunakannya untuk hal-hal yang positif.

Setelah saya dinyatakan lolos sebagai wakil provinsi, saya terbang ke Jakarta dan mengikuti rangkaian acara seperti konferensi Meet the Leaders, Sidang Parlemen Muda, advokasi ke beberapa lembaga negara, dan tentunya ada sebuah sesi Capacity Building yang didalamnya saya diajarkan berkampanye dengan menggunakan media sosial. Saat itu saya sempat terdiam karena pada sesi Meet the Leaders kami diberikan fasilitas bertanya hanya menggunakn twitter, namun saya belum begitu mahir menggunakannya, mendengar istilah hastackpun baru kali itu. Dari sinilah saya mencoba akrab dengan berbagai media sosial lain, dan inspiratifnya, nyaris para pembicara yang hadir menjadi pengisi acara, menggunakan media sosial untuk menunjang gerakan sosial yang mereka buat. Sebut saja sebuah platform online bernama Inspire Cast yang digawangioleh artis cantik Marshanda, kampanye teman-teman Indonesia Mengajar, kampanye Koperasi Kasih Indonesia, Ashoka Young Changemaker, TEDx, Unesco Youth Desk, juga beberapa gerakan sosial yang memiliki cabang di daerah seperti Koalisi Pemuda Hijau dan Indonesian Future Leadersyang memilih media sosial sebagai sarana kampanye dan komunikasi mereka. Sebuah pilihan cerdas, karena selain murah, juga tidak terbatas oleh jarak, baik di dalam maupun diluar negeri.

Itulah titik awal saya melihat peluang lain dari media sosial, selain saya memiliki ruang untuk berbagi curahan hati, ingin eksis, juga berjumpa dengan banyak teman dengan mudahnya, saya bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan lebih baik lagi untuk terinspirasi dan menginspirasi atau bahkan berkolaborasi dengan banyak orang dan komunitas. Lagi-lagi ke”kepo”an saya dengan komunitas-komunittas yang baru saya kenal ini menghantarkan saya dengan gerakan-gerakan yang lebih besar seperti Indonesia Young Changemakers, Indonesia Berkebun, Wirausaha Muda Mandiri, Hult Challange, Global Chagemaker, dll. Hingga saya melihat sebuah peluang emas dengan menyatukan antara tiga unsur, yaitu eksistensi anak muda, media sosial, dan perubahan sosial.

Rupanya bukan hanya saya yang berfikir demikian, huru-hara pilkada Jakarta juga ramai menggunakan media sosial, seperti Facebook dengan aplikasi game Jakarta Baru, twitter dengan akun @triomacan yang begitu aktif melakukan provokasi, blog salah satu artis yang produktif mendukung pasangan independent, Youtube yang menampilkan video klip kreatif versi kampanye, dll. Media sosial menjadi media kampanye yang murah dan lebih efektif, karena spanduk, TV, radio, dll hanya mampu menjadi media kampanye satu arah, namun media sosial mampu menjadi media kampanye dua arah dan memungkinkan pasangan calon untuk berdialog lebih dengan masyarakat. Uniknya fenomena ini juga terjadi di Amerika Serikat dalam kampanye presiden yang terakhir. Luar biasa, dari sebuah tindakan-tindakan kecil seperti update status, berkicau di twitter, upload foto, share video, bisa membawa dampak yang besar untuk masyarakat.

Masih juga terngiang dalam ingatan saya, fenomena Arab Spring yang belum begitu lama, revolusi Mesir dan gejolak negara-negara Timur Tengah akhir-akhir ini juga bermula dari media sosial. Mereka menggunakan media sosial untuk kampanye dan konsolidasi. Sudah tentu, provokasi dapat berjalan dengan sangat cepat dan murah dalam hitungan detik hingga akhirnya Mursi hadir sebagai sosok pemimpin baru di Mesir.

Semua itu menjadi kisah sederhana yang begitu bermakna dalam hidup saya. Sebuah hikmah yang luar biasa, dari kebiasaan eksis, galau dan kepo di Facebook yang kemudian mengenalkan saya dengan sebuah perubahan sosial dari tataran lingkungan sekitar, daerah, nasional, hingga isu-isu terkini di dunia internasional. Saya membayangkan, seandainya saja ada banyak sosok seperti Duta Muda ASEAN yang menginspirasi lewat media sosialnya mungkin akan semakin banyak orang-orang yang terbuka matanya seperti saya. Berani memulai untuk melakukan aktivitas sosial dan melakukan perubahan kecil di lingkunagn saya. Seandainya saya hari ini juga berani memulai untuk membagi cerita aktivitas sosial saya di facebook, twitter atau blog, maka saya akan menginspirasi orang lain, dan orang lain akan menginspirasi yang lainnya, dan yang lainnya akan menginspirasi yang lain lagi hingga jumlah yang tidak terhingga. Luar biasa ! Sebuah inspirasi maha dasyat, murah, cepat dan mudah.

Teringat sebuah pepatah yang mengatakan bahwa sebuah perubahan besar dimulai dari satu langkah sederhana. Sosok Duta Muda ASEAN itu tidak pernah berfikir dampak dari status yang ia update, cerita yang ia bagi di blog, tweet yang ia ketik, dan hal-hal sederhana lain yang ia lakukan mampu merubah hidup dan pandangan orang lain, begitupun pilkada Jakarta, pemilu Amerika, dan revolusi Mesir yang begitu besar, jika kita sederhanakan, semua itu tidak lain dipengaruhi oleh tindakan-tindakan sederhana di media sosial kita. Jadi, tunggu apa lagi ? Yuk rubah kegalauan menjadi sebuah revolusi besar !

*) essay ini saya ikut sertakan di lomba essay natural unila dan berhasil masuk sebagai urutan ke-8, sebuah semangat baru untuk menulis lagi.

Minggu, 04 November 2012




Mengapa anak-anak jalanan itu bodoh ? #karena mereka tidak sekolah, Mengapa penduduk pesisir cenderung memiliki tingkat ekonomi rendah, padalah laut adalah harta negara yang melimpah ? #karena mereka tidak sekolah. Seolah sekolah menjadi jawaban atas segala permasalahan, seolah sekolah menjadi tempat pembebasan yang paling humanis. Namun jika kita beranjak pada pertanyaan, “Mengapa tidak sekolah ? #karena tidak ada biaya”. Belum lagi kampus yang mencetak ribuan pengangguran setiap tahunnya.

Sekolah menjadi kambing hitam yang paling hitam, sekolah menjadi satu-satunya solusi. Padahal permasalahannya adalah terletak pada ‘belajar’ bukan ‘sekolah’. Apalah manfaat sekolah tanpa pembelajaran di dalamnya? Lagi-lagi ia akan mencetak pengangguran.

Kadang saya bertanya, mengapa pendidikan ini tidak ramah kepada kita, bukankah Tuhan menciptakan kita untuk belajar seumur hidup, namun mengapa kita hanya sekolah sampai SMA atau perguruan tinggi. Saya berfikir ruang-ruang pendidikan informal bisa menjadi alternatif yang baik untuk menjadi tempat pembelajaran masyarakat. Selain relatif lebih murah, juga tepat guna dengan keterbutuhan masyarakat. Dilain pihak, ruang pendidikan informal juga lebih aplikatif dibanding pendidikan formal.

Alasan itulah yang membuat saya lebih tertarik terhadap pendidikan - pendidikan informal dan bercita-cita menjadi ahli pendidikan informal. Semoga Allah memudahkan jalannya.

Kamis, 29 Maret 2012

30 maret 2012
00:17





gadis kelahiran lampung ini memiliki cita-cita besar untuk pendidikan di Indonesia, "candra" sudah menjadi panggilan akrabnya. sekarang ia bersama dengan beberapa orang lain sedang merintis sebuah komunitas kreatif di bandar lampung. kepeduliannya dalam dunia pendidikan juga ia tunjukkan melalui NGO EduCare Indonesia yang mulai ia garap dari september silam. saat ini ia sedang duduk di semester 4 dan menekuni bidang bahasa inggris di universitas lampung... "bahasa itu menarik, baik dari sisi humanioranya maupun sastranya ! menjadi mahasiswa FKIP juga tak kalah menarik dengan menjadi mahasiswa FK, karena negeri ini juga menanti ahli-ahli pendidikan yang brilian" ujarnya.. candra mengaku prihatin dengan kondisi pendidikan saat ini, "seharusnya mahasiswa pertanian itu bisa nyelesein masalah agraria, mahasiswa ekonomi sibuk mengentaskan kemiskinan, tapi kenyataan justru berlomba-lomba mencari pekerjaan, wahhh.... gak sesuai banget sama jargon pendidikan adalah pembebasan..." celoteh sosok yang ceria itu.

candra menamatkan SDnya di SD N 2 Sendang Mulyo, tempat yang cukup jauh dari kota dan berada di bawah bukit barisan, lalu SMP di SMP N 1 Pringsewu, dan SMA di SMA N 1 Pringsewu.

dari kecil hingga sekarang candra sudah mengikuti puluhan organisasi, yaitu :


1. Ketua Dokter Kecil SD N 2 Sendang Mulyo

2. Ketua Penggalang Putri SD N 2 Sendang Mulyo

3. Kord. Kehidupan Berbangsa dan Bernegara OSIS SMP N 1 Pringsewu

4. Wakil Ketua Mading SMP N 1 Pringsewu

5. Pramuka SMP N 1 Pringsewu

6. Ketua UKS SMA N 1 Pringsewu

7. Ketua English Club SMA N 1 Pringsewu

8. Rohis SMA N 1 Pringsewu

9. KIR SMA N 1 Pringsewu

10. Wakil Ketua Perpustakaan Ad-Nina

11. Lampung Student Center

12. Head of HRD UKM-U ESo Unila

13. Staff Depkumasi BEM-U KBM Unila

14. Anggota bidang kaderisasi FPPI FKIP Unila

15. Sekdept Kebijakan Publik KAMMI komisariat Unila

16. Anggota divisi PSDM FPM2KB

17. Ka. PSDM Korps Instruktur Daerah KAMMI Lampung

18. Lampung Debaters Community

19. Staff Sospol BEM FKIP

20. Sekdep Advokasi, kajian, dan propaganda IMAKIPSI Lampung

21. Staff Ekonomi KAMMI Daerah Lampung

22. Sekertaris Executive Bandar Lampung Creative Network

23. Co-founder EduCare Indonesia


biasanya... dan kata orang.... aktivis itu kurang prestatif, tapi candra membuktikan bahwa semua itu tidak benar... check this out...!


1. Juara harapan 1 lomba baca puisi antar SD tingkat kecamatan

2. Juara 1 lomba baca puisi antar SD tingkat desa

3. Juara 1 Lomba bid. Studi Matematika antar SD

4. Quarterfinalist Malahayati English Debate Championship 2006

5. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah HIMAKI Unila 2006

6. Runner up-1 pelajar muslim teladan 2007

7. Quarter finalist Teknokrat English Debate Competitions 2007

8. Wakil Tanggamus untuk seleksi WSDC provinsi 2007

9. Juara 2 olimpiade matematika tingkat kabupaten 2007

10. Juara 3 lomba debat bahasa Indonesia antar siswa 2007

11. Juara 1 SEPC English Debate championship 2007

12. Juara 1 EIA English debate championship 2008

13. Juara 3 lomba pidato bahasa inggris antar siswa 2008

14. Juara harapan 1 lomba minat baca 2008

15. Juara 3 LCT MIPA antar siswa 2008

16. Juara 1 lomba debat bahasa indonesia antar siswa 2008

17. Keynote speaker Debate Seminar ECC 2009

18. Juara 3 EIA English Debate Championship 2009

19. The Best Junior of UKM-U ESo Unila 2009

20. Adjudicator at SEPC Debate Championship 2009

21. Quarterfinalist at Polinela National Debate Championship 2009

22. Top Room at Preliminary of BNEC Debate Championship 2009

23. Juara 3 Lomba Debat Bahasa Inggris Dies Natalis Unila 2009

24. Debate Adjudicator at E-fest 2009

25. Juri Pidato Bahasa Inggris BEGAWI II, 2010

26. Juara 2 Broadcasting Competitions 2009

27. Juara 1 Lomba Scrabble Himasakta 2010

28. Quarter Finalist EFL National University English Debating

Championship 2010

29. First Winner Debate Contest of Dies Natalis Unila 2010

30. First Winner Speech Contest, southern Sumatra region 2010

31. Second winner Presenting Idea Competitions, Southern Sumatra Region 2010

32. News Casting adjudicator at SEPC 2011

33. Debate Adjudicator at EIA 2012

34. Delegasi Provinsi Terbaik 1 Parlemen Muda Indonesia


muda, ceria, bukan berarti tak memiliki gagasan...

pada saat SMP candra dan teman-temannya mengagas program mading kelas yang memicu seluruh siswa untuk kreatif, kalau hanya mading sekolah, itu sulit untuk menampung kreatifitas siswa, tapi dengan mading kelas, itu akan memperluas akses siswa.

lalu pada saat di SMA, candra merintis kompetisi bahasa inggris pertama di kabupaten tanggamus, hal ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan bahasa inggris pada kalangan pelajar dan guru-guru.

melihat banyaknya koleksi buku yang dimiliki oleh teman-temannya, candra kembali menggagas, perpustakaan Ad-Nina bersama sahabat-sahabatnya. tempat ini mirip taman baca, letaknyapun dekat dengan kolam ikan.

setibanya di bangku kuliah, candra mengetuai event yang disebut dengan ESo Festival, itu gagasan dari senior saya, ini event bahasa inggris pertama di Lampung yang sifatnya terbuka dan bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa dan pelajar dari seluruh indonesia.

semakin kesini candra mengenal yang namanya wirausaha sosial, ia berjumpa dengan beberapa kawan dari komunitas kreatif dan melegalkan sebuah komunitas kreatif yang disebut dengan "Bandar Lampung Creative Network" semoga dengan ini mampu mengangkat Lampung dari peringkat provinsi termiskin kedua di Indonesia.

kepeduliannya terhadap dunia pendidikan ditelurkan dalam sebuah ide "EduCare Indonesia" yang kedepannya akan menggarap beberapa program seperti Komunitas Pendidikan Online (EduSpeak), kami peduli anak lampung, sanggar cita cinta creative, gerakan lampung membaca, pemilihan duta guru kreatif, EduMagz, lampung best students, dan Lampung youth camp. amin.....

kemampuan public speaking candra banyak diasah dari jam terbangnya di organisasi dan juga di lembaga trainning yang mengajarinya menjadi seorang trainner, OASE... candra juga sempat menjadi penyiar magang di sebuah radio selama 2 bulan. "hhmmm.... saya hanya manusia biasa, tak sempurna dan sering salah... sering gagal.... hanya karena mau terus mengulang sebuah usaha jadi sampai disini., ini juga berkat bantuan kawand-kawand, bukan murni usahaku... intinya ciptakan kausalitas., supaya Tuhan memberikan apa yang kamu inginkan... dan kalaupun belum diberi, Allah punya rencana yang lebih indah." jelasnya, menutup wawancara hari ini.





by : edu-report

Kamis, 16 Februari 2012

“Suara Pemuda Nurani Bangsa”

by : Joko Sukamto Josuke

Jakarta 28 Januari – 2 Februari 2012

APA ITU PARLEMEN MUDA?

Parlemen Muda Indonesia adalah sebuah gerakan sosial yang didesikasikan untuk pendidikan demokrasi kepada pemuda dan advokasi isu sosial melalui kegiatan sidang parlemen remaja, penggunaan media jejaring sosial, serta kegiatan pengembangan masyarakat di seluruh Indonesia. Parlemen Muda diselenggarakan secara independen oleh Indonesian Future Leader (IFL). IFL adalah organisasi berbentuk lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang pemberdayaan pemuda untuk perubahan sosial. IFL secara rutin mengadakan berbagai program pelatihan, peningkatan kapasitas pemuda, pengembangan masyarakat, dan advokasi pada berbagai isu sosial.

LATAR BELAKANG

Pemuda merupakan bagian terpenting dalam perjalanan politik Indonesia. Sejarah bercerita banyak mengenai keterlibatan pemuda yang menjadi bagian penting dalam perkembangan politik Indonesia. Dimulai dari Sumpah Pemuda pada tahun 1928, hingga reformasi demokrasi pada tahun 1998, pemuda telah sejak lama mencetuskan energi perubahan. Pemuda memegang peranan penting dalam menjaga dan mempertahankan tujuan nasional dalam gerakan melawan penindasan, korupsi, dan ketidakadilan. Terhitung hingga saat ini, 13 tahun setelah ikrar keikutsertaan pemuda dalam dunia politik, Indonesia masih kekurangan sosok pemuda dalam dalam kegiatan politiknya. Partisipasi minimal dari pemuda dalam politik nasional ini telah menghasilkan beberapa regresi. Kepentingan publik kehilangan akomodasinya, yang dulu berupa pergerakan pemuda. Kontrol atas kekuasaan pemerintah beserta kebijaksannya sudah hampir tidak lagi ada, sebagai hasil dari kurangnya partisipasi pemuda.

Kondisi-kondisi tersebut berpotensi melemahkan nilai-nilai demokrasi dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Ini merupakan suatu kemunduran yang mengecewakan, dimana perubahan yang dicapai saat reformasi 1998 mulai melemah pengaruhnya sebagai akibat inkonsistensi partisipasi pemuda. Menyadari akan kurangnya partisipasi pemuda dalam politik yang dianggap penting, Parlemen Muda muncul sebagai sarana untuk menfasilitasi ide dan pemikiran para pemuda dalam situasi nyata. Dijalan oleh pemuda dan untuk pemuda, Parlemen Muda menyediakan kesempatan bagi pemuda berusia 16 – 22 tahun untuk menggunakan haknya berpendapat mengenai kepentingan publik. Hal ini merupakan bentuk dari emansipasi pemuda, dimana 33 pemuda perwakilan dari setiap propinsi di Indonesia berkumpul untuk mengekspresikan pendapat dan saling bertukar pendapat, dalam rangka mendapatkan solusi untuk memecahkan permasalahan bangsa.

TUJUAN

Apa tujuan dari Parlemen Muda?

  1. Meningkatkan partisipasi pemuda dalam ranah politik nasional, sebagai upaya dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
  2. Meningkatkan kesadaran pemuda mengenai permasalahan nasional.
  3. Mengakumulasikan opini & ide pemuda mengenai permasalahan nyata dan menyediakan solusinya.
  4. Mempersiapkan pemuda dengan kemampuan dan kecakapan yang dibutuhkan untuk kemudian membangun bangsa sebagai pemimpin masa depan Indonesia.

PROGRAM

Parlemen Muda Indonesia di depan Gedung DPR RI

Sidang Parlemen

Sidang parlemen merupakan inti dari Parlemen Muda dimana 33 pemuda yang merupakan perwakilan terpilih dari berbagai propinsi di Indonesia akan mendiskusikan berbagai macam permasalahan di Indonesia yang erat kaitannya dengan dunia pemuda, yang kemudian akan menghasilkan rekomendasi kebijakankepada pemerintah. Selama 1 minggu (28 Januari – 2 Februari 2012), wakil propinsi dan delegasi undangan akan berkumpul di Jakarta, untuk mengikuti sidang Parlemen Muda Indonesia.

Agenda sidang meliputi; peran pemerintah dalam menjamin akses pendidikan berkualitas; pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk memngurangi kematian ibu dan anak; dan pembangunan berkelanjutan usaha pelestarian lingkungan. Selain bersidang, seluruh wakil propinsi dan delegasi juga mendapatkan pelatihan; menajemen proyek; public speaking; analisis masalah; fundrising. Mereka juga mendaoat kesempatan untuk bertemu dengan berbagai tokoh dalam acara meet the leader, berdialog, dan bergembira di malam budaya.

Road Show

Parlemen Muda Indonesia mengadakan kunjungan ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan berbagai Kementrian Negara RI; Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora); Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas); Departemen Kesehatan (Depkes) untuk menyampaikan rekomendasi hasil sidang Parlemen Muda.

Proyek Sosial

Proyek sosial adalah salah satu output dari Sidang Parlemen Muda. Setiap delegasi akan melaksanakan program sosial dan advokasi pada salah satu isu yang diagendakan selama sidang (kesehatan, lingkungan, dan pendidikan). Hal ini ditujukan agar dampak Parlemen Muda tidak hanya dirasakan oleh peserta yang mengikuti sidang saja, tetapi juga dapat menyebar hingga ke masyarakat diakar rumput. Dalam pelaksanaan proyek ini IFL memberikan bantuan mentoring dan teknis serta mini grants.

RANGKAIAN KEGIATAN

PEMBUKAAN & MEET THE LEADER

sumber: parlemenmuda.org

Pembukaan Parlemen Muda dilaksanakan di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) di awali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Rendi (Aray/Sang Pemimpi). Acara dibuka resmi oleh Bapak Irman Gusman ketua DPD RI ditandai dengan pemukulan “Gong”.

Setalah rangkaian pembukaan selesai acara dilanjutkan dengan acara yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta yaitu “meet the leader”, beberapa tokoh nasional hadir dalam acara ini;

  1. Irman Gusman (Ketua DPD RI)
  2. Andi Mallarangeng (Kemenpora RI) diwakili oleh Deputi Kepemudaan
  3. Anies Baswedan (Patron Parlemen Muda)
  4. Joko Widodo (Walikota Surakarta)
  5. Lidwina Marcella (Ketua Umum Koalisi Pemuda Hijau Indonesia “KOPHI”)
  6. Leo Mokodompit (Koordinator Youth Desk, Unesco Indonesia)
  7. Christophe Dorigne-Thomshon (Direktur PT. Global CDT Indonesia)
  8. Ayu Kartika Dewi (Indonesia Mengajar)
  9. Deradjat Ginandjar Koesmayadi (Rumah Cemara)
  10. Leonardo Kamilius (Pendiri Koperasi Kasih Indonesia)
  11. Andriani Marshanda (Artis, Oendiri dan CTO InsppireCast)
  12. DikDoank (Artis, Pendiri Kandang Jurank Doank)
  13. Ainun Niswati Chomsun (Pendiri Akaddemi Berbagi
  14. Wahyu Muryadi (Pimpinan Redaksi TEMPO)
  15. Hong Tjhin (CEO DAAI TV Indonesia)

Meet the leader menjadi acara seru dan asyik di Parlemen Muda. Sharing dari tokoh-tokoh nasional yang istimewa mampu membuat peserta Parlemen Muda dan juga ratusan tamu undangan terpukau. Tatapan tajam penuh keseriusan terlihat di wajah seluruh audien yang memadati auditorium RRI. Sungguh hari itu penuh dengan inspirasi baru yang membuat hati pemuda Indonesia semakin semangat untuk terus berkarya.

CAPACITY BUILDING

malam inspirasi

Selain meet the leader ada lagi acara yang penuh ilmu yang menginspirasi yaitu capacity building yang dibawakan oleh pembicara-perbicara ramah dan luar biasa. Capacity building dibawakan di tiga malam pertama “nihgt of inspiration” oleh pembicara-pembicara berikut ini;

  1. Dyah Ayunico Ramadhani (Mc Kinsey & Company)
  2. Arief Aziz (TEDx Jakarta)
  3. Agni Yoga Airlangga (Ashoka Indonesia)
  4. M. Iman Usman (Indonesian Future Leaders)
  5. Andhyta Firselly Utami (Indonesian Future Leaders)

SIDANG PARLEMEN MUDA

Sidang Parlemen Muda

Sidang merupakan acara inti Parlemen Muda dilaksanakan selama 3 hari (30 Januari – 1 Februari 2012) di Sampoerna Stategic Square. Setiap hari sidang diawali dengan penyampaian permasalahan daerah oleh delegasi dan dilanjutkan dengan penggalian solusi secara bersama-sama. Solusi tersebut sekaligus menjadi Rekomendasi Rancangan Kebijakan (RKK) nasional. Berikut ini merupakan tema sidang dalam tiga hari;

  1. hari pertama (30 Januari) sidang membahas tema pendidikan yaitu “peran pemerintah dalam menjamin akses pendidikan berkualitas”;
  2. hari kedua (31 Januari) sidang membahas tema kesehatan “pelayanan kesehatan yang terjangkau dan usaha untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak”; dan
  3. hari ketiga (1 Februari) sidang membahas tema lingkuangan hidup “pembangunan berkelanjutan sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup”.

Hasil sidang berupa RKK hanya untuk pegangan IFL dan Parlemen Muda Indonesia

ROAD SHOW

kunjungan ke DPD RI

Parlemen Muda Indonesia mengadakan kunjungan ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan berbagai Kementrian Negara RI; Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora); Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas); Departemen Kesehatan (Depkes) untuk menyampaikan rekomendasi hasil sidang Parlemen Muda.

MALAM BUDAYA

malam budaya digelar dalam acara penutupan Parlemen Muda 2012

Malam Budaya dilaksanakan di Rumah Makan Kemang tepat sebelum penutupan Parlemen Muda Indonesia 2012. Peserta kelihatan gagah dan anggun denggan balutan pakaian adat dari masing-masing daerahnya. Bersamaan dengan malam budaya ada juga acara penganugrahan prestasi dari berbagai nominasi, yaitu;

  1. Nominasi pernyataan posisi terbaik diraih oleh Dirgayuza Setiawan (Jawa Barat)
  2. Nominasi delegasi propinsi terbaik I diraih oleh Candra Gani (Lampung)
  3. Nominasi delegasi propinsi terbaik II diraih oleh Ardhy Nugrahanto Wokas (Maluku)
  4. Nominasi delegasi undangan terbaik diraih oleh Fera Amelia (Daerah Istimewa Yogyakarta)
  5. Nominasi proyek sosial terbaik diraih oleh Firman Ardiansyah (DKI Jakarta)

PROYEK SOSIAL

Presentasi proyek sosial

Proyek sosial adalah salah satu output dari Sidang Parlemen Muda. Setiap delegasi akan melaksanakan program sosial dan advokasi pada salah satu isu yang diagendakan selama sidang (kesehatan, lingkungan, dan pendidikan). Hal ini ditujukan agar dampak Parlemen Muda tidak hanya dirasakan oleh peserta yang mengikuti sidang saja, tetapi juga dapat menyebar hingga ke masyarakat diakar rumput. Dalam pelaksanaan proyek ini IFL memberikan bantuan mentoring dan teknis serta mini grants.

PESERTA

Peserta Parlemen Muda Indonesia 2012 diikuti oleh delegasi wakil daerah dan delegasi undangan, untuk dapat menjadi delegasi sebelumnya peserta telah melakukan berbagai persyaratan mulai dari pendaftaran diri ke panitia sampai proses kampanye yang dilakukan di daerah masing-masing. Ada 5 kandidat dari setiap propinsi yang melakukan kampanye, 1 kandidat yang memperoleh suara terbanyak di daerahnya akan menjadi delegasi wakil daerah, dan 10 kandidat yang mencapai suara 10 besar nasional diundang panitia sebagai delegasi undangan.

Berikut ini profil singkat para delegasi wakil daerah dan delegasi undangan:

Anda sedang bersama delegasi 2012 - Jadilah Delegasi 2013!

dukungjosuke_didedikasikan_kepada_sahabat_muda_nusantara