
Acara buka bersama yang dihadiri oleh 43 anak tersebut terlihat lebih
unik dari biasanya karena diramaikan oleh dongeng bunda Iin dari
Komunitas Dakocan. KAPAL beranggapan bahwa metode pengajaran yang selama
ini dilakukan disekolah kurang sesuai dengan atmosfir anak-anak yang
tak lekang oleh tawa, canda, nyanyian, cerita, dan permainan. Anak-anak
cenderung ditekan untuk belajar membaca, menulis, berhitung, dan
dituntut untuk lulus ujian Nasional.
Berangkat dari keprihatinan itu, sekelompok anak muda yang berasal
dari Universitas Lampung menggagas suatu komunitas anak yang
mengedepankan pertumbuhan karakter, emosional, dan keseimbangan
perkembangan intelegensi.
Metode bbelajarnya beragam, salah satunya dongeng. Sejauh ini dongeng
terbukti efektif dalam mengajarkan anak tentang nilai-nilai kehidupan,
dan terlebih lagi, sekarang relawan lebih kreatif dan bisa mengajarkan
berhitung, bahasa inggris dengan dongeng. Metode ini lebih interaktif,
ketika dipadu-padankan dengan lagu anak-anak dan dialog-dialog kecil.
Komunitas ini semakin melebarkan sayapnya dibawah bimbingan beberapa
relawan senior seperti Hendry Pratam yang pernah menginisiasi komunitas
kreatif bernama Bandar Lampung Kreatif Network.
Putri Ayu selaku koordinator KAPAL berharap kegiatan ini dapat ditiru
oleh anak muda lain, sehingga pelan-pelan permasalahan yang ada
disekitar kita memiliki solusi kongkrit "kalau tidak mulai dari
sekarang, kapan lagi ?" ujarnya di sela-sela acara buka bersama.
0 komentar:
Posting Komentar