Saya punya seorang adik berusia belasan, ya sekitar 12 atau 13 tahun. hobinya survival, baris-berbaris, sandi menyandi, tali-temali, ya hobi anak2 pramuka pada umumnya. hingga pada suatu hari kami berdua pulang kerumah bersamaan, dan sudah menjadi agenda rutin, serta hobi bersama, kami jarang pulang... sekali pulang itupun ndk lama, sehari atau dua hari pergi lagi, atau malah kadang hanya dirumah satu malam. orang tua kamipun menganggap itu wajar, malah kami akan diusir-usir untuk pergi kalau terlihat nganggur-nganggur dirumah. dan seperti biasa, hari itu adekku terburu-buru pulang ke kosnya, ada agenda pramuka katanya, ah.... paling juga hobi tali temalinya itu.. pikirku kala itu... tapi ternyata saya salah, karena agendanya bernama "pramuka berbagi senyum" wuisss.... keren juga... gumamku., ada sebuah inovasi baru...dan tidak sekedar tali temali.., trus saya juga sempat berbincang tentang apa itu pramuka berbagi senyum, pada awalnya ini adalah gerakan sosial yang biasa dilakukan, bakti sosial ke panti, mencari donatur dan disalurkan, namun gagasan selanjutnya yang membuat saya tercengang... pramuka berbagi senyum itu dilanjutkan dengan program menabung, yang juga membantu kawand. disetiap kelas dikoordinir oleh satu orang, untuk menabung minimal 500 rupiah perhari, dan sepuluh persennya diinfakkan yang selanjutnya setelah akhir semester uang yang sudah terkumpul dari 10% itu dipakai untuk membantu kawand mereka yang belum bayar spp, buku lks, seragam, dll. wahh... dasyat... terimakasih adinda, karenamu kini aku bisa memaknai kata "gerakan" didepan kata "pramuka".


diriku sendiri mulai berfikir untuk membangun sebuah gerakan sosial dewasa ini, setelah saya bergabung beberapa saat di KAMMI dan kenal dengan beberapa temen di NGO., namun berawal dari saat itu saya jadi berfikir untuk melakukan hal-hal sederhana yang bisa aku lakukan untuk merubah apa yang tidak enak aku lihat. dan hari ini, bukan hanya adik saya yang memiliki gerakan limaratus itu... karena sayapun mulai membangun gerakan lima ratus saya.

***

keprihatinan ini berangkat ketika saya melamar menjadi guru di salah satu bimbingan belajar, dan sang pemilik lembaga mengatakan, lembaga seperti ini tidak akan terbentuk ketika sekolah mampu mendidik anak-anak mereka dengan maksimal. kata-kata itu ada benarnya, dan semua itu ndk masalah bagi murid-murid kaya, karena mereka bisa mendapat suplemen tambahan kapanpun mereka mau. tapi bagi anak-anak miskin dan pinggiran, sekolahpun karena ada BOS... lalu bagaimana ??? ada dua hal yang perlu disoroti, pertama, sudah saatnya sistim pendidikan kita mengevaluasi diri, karena banyak nilai bergeser dan sekolah hanya sekedar formalitas untuk sebuah title. jangankan menuju pada sebuah pembentukan karakter, ketika anak belajar tentang zat kimia, maka meeka tidak akan mengkonsumsi makanan berpengawet, kemampuan memecahkan soal kimia saja mereka dapatkan dari tempat bimbel. hal kedua yang harus dievaluasi adalah diri kita , karena kita memiliki banyak kemampuan untuk melakukan hal-hal kecil nan sederhana namun penuh makna. akupun tergelitik untuk menggagas "saung belajar". apa itu ???

***
saung belajar, adalh kelompok-kelompok belajar kecil dipinggiran, disana kita belajar bersama, berbagi pelajaran tambahan, skill tambahan, dan pembentukan karakter pribadi. namun alangkah lebih masifnya gerakan kita, ketika kita bergerak bersama... untuk mulai dari hari ini..,

1. mengumpulkan buku-buku dari para donatur untuk saung belajar, karena dari buku kita bisa membuka wawasan generasi muda, kalau merka tidak membaca, siapa yang akan jadi pemimpin negara ???

2. luangkanlah sedikit waktu, untuk sesekali bermain bersama kami, bercengkrama bersama wajah-wajah lugu mereka. dan berbagi skill yang masing-masing kita punya...

3. Bumikan gerakan 500. lima ratus bukanlah angka yang mahal, namun jika itu dikumpulkan, maka itu bisa membantu perbaikan penidikan negeri ini, karena gerakan limaratus inilah yang kedepannya akan membiayai operasional saung belajar kita. untuk sebuah perjuangan pemerataan kesempatan belajar di negeri ini.

so??? tunggu apa lagi??? bergeraklah, seperti WS Rendra pesankan... "kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata"