Jumat, 29 Juni 2012

Allah... waktu berjalan begitu cepat, tanpa aku sadari kini aku telah menjadi manusia dewasa yang dinanti dunia untuk memberikan sentuhan-sentuhan perubahan,. kini... hari-hari bukan lagi canda penuh tawa dengan instrumen kaki-kaki kecil yang berlarian... kini, tiap pagi bukan lagi tentang PR apa yang belum kukerjakan... namun tentang gejala sosial apa yang masih melambai-lambai... kini bukan masalah uang saku, tapi lebih pada bagaimana kau bisa hidup mandiri... kini bukan lagi curahan hati yang kau tulis dalam buku harianku.. tapi tentang dunia yang menanti gagasan-gagasanku... kini bukan lagi saatnya untuk merengek pada ayah-ibu, tapi sampailah pada penghujung waktu untuk membuatnya bahagia...

***

Fokus... fokus... fokus... fokuslah pada arah hidupmu ! bermimpilah dengan sederhana, jadilah tukang sapu jalanan yang membuat seluruh dunia terdiam dan berkata "disini ada seorang tukang sapu jalanan yang luar biasa", bismillah... akupun memberanikan diri untuk menuliskan ini...


1.  Kafe Pintar, "Grow Up and Change !"

Allah memberiku banyak hal, rizki yang melimpah, orang-orang luar biasa, juga kesempatan yang belum tentu dimiliki oleh yang lainnya, inilah saatnya... saatnya saya belajar berbagi...

"aku ingin kafe pintar tumbuh menjadi tempat sharing yang santai dan berisi, bergaya anak muda, tempat mereka membangun kapasitas diri, dan kemampuan kebahasaan, kepemimpinan, mendesain project sosial, berbagi sesuai dengan passion mereka, juga berdiskusi tentang sejarah dan issue2 terkini."

"aku ingin memulainya dari komunitas-komunitas kecil, berisi dari 5-10 orang, sharing2, weekend meeting, buat volunteering activity bareng-bareng, belajar bahasa asing, buat buletin pendidikan."

"aku ingin pada akhirnya kafe pintar punya tempat seperti sekolah alam, tempat memajang karya-karya kreatif anak-anak muda, lukisan, prakarya, atau karya-karya dari daerah binaan, komodity lokal, dll. tempat inspirasi anak muda, mereka bisa minum teh bersama sambil sharing disebuah kafe sederhana yang didesain ramah dengan alam. disinilah mereka belajar secara informal, bukan masalah nilai rapor, tapi bagaimana menciptakan solusi dari masalah yang hari ini ada. tempat anak-anak kurang mampu belajar, tempat anak-anak kaya berkumpul...."

"aku ingin kafe pintar menerbitkan majalah dan buku-buku yang inspiratif, aku ingin kafe pintar mengelar diskusi-diskusi dan sharing2 seperti yang digelar oleh @america saat ini, aku ingin kafe pintar jadi sebuah social empowerment, aku ingi kafe pintar menjamur diberbagai kota dan menjadi rumah bagi anak-anak muda yang rindu akan perubahan, yang optimis akan masa depan." 

"aku ingin kafe pintar bisa menjadi counter proposal untuk kurikulim pendidikan hari ini"

dengan nama Allah...


2.  Speak Up !! "Total Physical Respond"

20 jam bisa !! itulah jargon dari eduprenuer yang sedang saya coba bangun, bismillah... semoga Allah memberikan rizky yang halal, sehingga bisa memperluas jangkauan saya untuk membangun gerakan sosial..
mari belajar bahasa inggris dengan metode "total physical respond", sambil memasak, sambil bercerita, sambil bermain drama, sambil makan, sambil membuat prakarya..." have fuuuunnnn......!!!

"aku ingin memasang sekmen pasar premium, disinalah saatnya mengaplikasikan ilmu yang didapat dari kampus... bismillah... perlahan... optimis !!"




3.  Menulislah Maka Kamu Ada...

baru-baru ini, teman-teman delegasi GYCS mengusulkan untuk menulis buku terkait 8 issue MDG, jika ini berhasil, ini akan menjadi buku pertama saya yang terbit. kedepannya, saya juga ingin menuangkan gagasan-gagasan saya lebih lanjut, selain itu, saya juga ingin berbagi inspirasi... tahun ini... saya berharap buku pertama saya terbit... bismillah....


4.  Skripsweeeet.....

tanpa terasa... kuliah sudah hampir menghadapi ujung tahun, siap-siap untuk mengajukan judul skripsi semester 6 besok, permudahlah ya Allah...



5.  Go Internasional !

dulu, ketika SD saya berangan-angan untuk satu forum dengan pemuda-pemuda terbaik dari seluruh dunia, dan tahun ini saya terpilih untuk menjadi delegasi "Global Youth Cultural Summit", semoga ini mejadi awalan untuk saya mampu hadir di forum-forum lain, baik itu model united nation, maupun konfrensi-konfrensi, youth summit atau forum lain yang sesuai dengan passion saya...

saya ingin belajar banyak, memiliki world capacity and grassroots understanding,... bahu membahu membangun dunia yang lebih baik....

 
it's me... dan inilah 5 resolusi saya tahun ini... mohon do'a dan support semoga saya bisa mencapainya tahun ini... karena aku tak akan menjadi seperti sekarang jika bukan karena teman-teman dan orang-orang tersayang... 


thank u.... thank u Allah...

Rabu, 20 Juni 2012

Filed under: Syabab Intima Magazine

Perangkat kerja manusia yang disebut kapasitas perlu dirancang. Perlu dipilih dan disesuaikan dengan kerja-kerja yang akan dituntaskan di masa depan. Rancangan itu dibutuhkan karena manusia secara umum tidak akan mampu mengerjakan semua hal. Ia hanya optimal dalam satu hal atau beberapa hal. Walaupun manusia-manusia yang hampir sempurna dan mampu menjadi yang terbaik di setiap bidang pernah ada, seperti Abû Bakr as-Shiddîq dan ‘Umar bin Khattâb, tapi mereka hadir segelintir di setiap abad. Untungnya dispensasi Allah menenangkan manusia. Karena “Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kapasitasnya [al-Baqarah: 286].


Namun, ayat tersebut tidak berarti merasionalisasi para pemuda untuk tumbuh dan menjalani kehidupan dengan kapasitas pas untuk mengerjakan kerja-kerja kerdil. Untuk hidup dalam urutan sekolah, dewasa, nikah, kerja dan mati. Tanpa pernah berkontribusi untuk keluarga dan lingkungan tinggalnya, untuk komunitas profesi dan masyarakatnya apalagi untuk negara dan umat. Mereka meninggalkan dunia hanya untuk menambah daftar penghuni alam raya yang anonim karya. Ada dan tiadanya tidak merugikan semesta.
Padahal rasio antara usia dengan potensi diri dan karya yang berhasil dibangun tetap akan dihitung. Jika jumlah usia terlalu banyak untuk ukuran karya yang terlalu sedikit dan kapasitas yang terlalu minim, disanalah letak pertanggung jawaban yang berat di hadapan Allah.

Itulah sebabnya, generasi muda sahabat selalu membidik kerja-kerja terberat dan terbesar dalam hidup mereka sehingga kapasitas diri yang mereka bangun untuknya optimum. Karena mereka ingin selamat dalam rasio antara kesempatan usia dengan kapasitas dan karya. Lalu mana yang didahulukan diantara keduanya?
“Mâ lâ yatimmu wâjib illâ bihi fahuwa wâjib” dalam kaidah Islam “jika sesuatu kewajiban tidak akan terealisasi kecuali dengan suatu perangkat, maka perangkat itu menjadi wajib”. Karena kapasitas tidak akan terdefinisi tanpa rencana kerja, maka pada pemuda pengukir sejarah sepanjang zaman selalu memulai pengembangan kapasitas diri mereka dari rencana kerja unggulan.

Sejak kecil, Aq Syamsuddîn selalu mengulang hadist Rasul ini untuk muridnya “Latuftahannal Qashthanthîniyyah walani’mal Amîru Amîruhâ walani’mal Jaisyu dzâlikal Jaisy” [Sesungguhnya kota Konstatinopel akan dibebaskan, pemimpin terbaik zaman itu adalah pemimpin pembebasan tersebut, dan pasukan terbaik adalah mereka yang bersamanya].

Delapan abad lamanya hadist ini waris-terwaris. Setiap panglima perang, khalifah, sulthân bermimpi untuk menjadi tokoh yang Rasulullah ramalkan. Tapi kalimat itu tidak sepanas seperti bara api yang belasan tahun membakar hati Muhammad kecil, sehingga selama itu kapasitas diri yang dibangunnya terkonsentrasi untuk menjadi pemimpin terbaik yang siap membebaskan Konstatinopel.

Pemimpin terbaik yang dimaksud hadist itu bukan sekedar petarung dan perancang siasat perang, atau negarawan dan diplomat cerdas, tapi seorang pemimpin rabbani yang ruhiyahnya melangit bersama para nabi-nabi. Sehingga saat usia 24 tahun ia membebaskan Konstatinopel, ia menawarkan seluruh pasukan muslim saat salat pertama kali di gereja Konstatinopel yang diganti menjadi mesjid Aya Sofia di Turki, “silakan menjadi imam, bagi yang tidak pernah tertinggal berjama’ah sejak umur baligh”. Adakah yang maju sebagai imam? Tantangan itu tidak terjawab siapapun kecuali  ia sendiri, Muhammad al-Fâtih. Target itu yang mendefinisikan kapasitas apa yang dibutuhkan untuknya. Dan Aq Syamsuddin memahami benar kemana Muhammad kecil akan dibentuk.


Seperti itu juga cerita Imam Bukhâri yang bermimpi bertemu Rasulullah. Lalu saat dijelaskan bahwa tabir mimpi menuntutnya untuk membela hadist Rasulullah dari pada pemalsu, maka mulailah ia hibahkan dirinya di jalan itu. Ia penuhi semua perangkat kapasitas diri untuk memikul tugas besar mengumpulkan hadist shahih. Sehingga darinya lahir karya manusia paling monumental: Shahîh Bukhâri. Sebuah ensiklopedi karya manusia yang paling akurat yang pernah tercipta sepanjang sejarah bumi ini. Bukan hanya itu, manusia hebat itu mencetak menusia hebat lainnya. Seorang murid yang keagungannnya mengikuti gurunya, Imam Muslim dengan Shâhîh Muslim-nya. Sehingga kedua shahîh itu menempati derajat tertinggi dalam literatur Islam setelah al-Qur’an.

Rencana kerja unggulan telah ditetapkan sejak kecil untuk keseluruhan hidup mereka. Dan kerja-kerja besar selalu menuntut kualifikasi dan kapasitas. Ia adalah sunnatulah. Misalnya kerja-kerja keilmuan hanya mampu diselesaikan oleh ilmuan-ilmuan yang energi pikiran, perenungan, dan penelaahannya mengalahkan kantuk buku, sepoi istirahat yang mengelus leher mereka. Kerja-kerja kepemimpinan umat hanya untuk generasi berkapasitas ilmu sejarah, sastra, geografi, syar’i, dan seperangkat ilmu humaniora. Setiap kerja meminta kapasitas yang berbeda. Seperti kerja bedah jantung yang meminta kapasitas berbeda dengan kerja desain helikopter.

Maka ini langkah pertama para pemuda yang ingin membangun kapasitas dirinya. Rencana kerja besar adalah akumulasi dari perenungan terhadap empat hal. Pertama: perenungan terhadap pesan kehidupan. Pesan Allah untuk manusia, bagaimana ia harus bersiap meninggalkan dunia menuju akhirat yang kekal. Kedua: perenungan terhadap sejarah, khususnya biografi. Tentang bagaimana manusia-manusia agung pernah menyumbang sesuatu bagi peradaban. Ketiga: perenungan terhadap realitas, ruh zaman saat ia hidup. Tentang apa saja yang diinginkan umat terhadap anak-anak zamannya. Keempat: perenungan terhadap kondisi diri. Tentang minat-minat dan kecenderungan pribadi di tengah hamparan tugas yang membentang.
Keempat hal ini membentuk piramida kerja yang terus mengurucut hingga membentuk kristal pernyataan di puncaknya tentang kerja apa saja yang akan dituntaskan semasa hidup. Karena umat ini sedang sangat membutuhkan pada pemuda yang sedari muda sudah berani menetapkan mahar untuk menjemput umat kembali ke pelaminan peradaban.


Sabtu, 16 Juni 2012


Keinginan untuk menuliskan ini diawalai ketika hanif bilang "ce, masak yuukzz..." "masak apa?? gk ada yang bisa dimasak.." "ada...! ayo geh kedapur..." "cuma ada kubis," "kita bwt suup yuukz..." "eh... diiris tipis-tipis kaya mie enak nie kaya'nya". and... "awsome taste.... !! i never thought klw rasanya akan seenak itu.. kubis yang dimasak dalam keterbatasan, memberikan rasa bahagia dan hangat... namun terkadang mengalir rasa sedih dalam setiap suap rasanya... mungkin ini sup kubis ternikmat yang pernah saya rasa... sesuatu yang sulit terulang.. bukan hanya krn rasa dilidah.. tp juga awsome taste yang menyentuh hati dengan perlahan....

***

dulu, saya punya kakak, punya mb, punya rumah, dan belajar menjadi kakak.. rentang-rentang momment bahagia, belajar, hingga konflik yang tak terhapuskan begitu saja.

***

dulu, aku dan dua sahabatku mengikuti sebuah pelatihan dibulan puasa, sesuatu yang kami anggap mampu menghantarkan kami pada kedasyatan dunia kampus, hal terindah yang teringat saat itu adalah ketika saya harus syok terapi krn terus ditekan untuk hafalan dan juga manajemen aksi hujan-hujanan di bulan ramadhan... itu aksi pertamaku, walau bukan sebuah aksi sungguhan...

***

masih pada kisah ramadhan, kami menjerit bahagia di depan gedung G krn dosen kami ndk masuk, itulah pertama kali kami mengenal sebuah rumah peradaban di cengkeh sana... kami berjalan gontai bertiga, dengan tergopoh, walau kami sampai sana, sebagian sudah pulang, itulah kisah kami kala itu...




saat itu ramadhan., perasaan bercampur aduk tak karuan, antara kasihan, jengkel, menahan kesabaran, dan ingin marah, itu kali pertama aku benar-benar terjun bersama anak-anak jalanan.... berbagi ta'jil dan baju lebaran...

***

dulu kami membanggakan kecerdasan senior-senior kami, diskusi-diskusi berat yang sebenarnya saya juga ndk ngerti ngomongin apa, yang menurutku hanya berputar-putar tanpa aturan...

***

dulu aku menyaksikan salah seorang sahabatku begitu bersemangat menjadi tim sukses salah satu calon presiden, sempat berkonflik, dan yang kutau hanya seruu, tnpa aku terlibat didalamnya...

***

setelahnya aku ikut sebuah aksi deklarasi, ... ahhhh !!! aku tak tahu maksudnya kala itu !!

***

aku pernah asing dirumah ini, krn aku terlalu sibuk diluar, tapi aku juga pernah merasa begitu bersahabat..,

***

malam itu begitu dingin., hari hujan di jakarta... msh kuingat secangkir teh yang terasa begitu nikmat, itulah teh ternikmat yang selama ini kuminum...

***

hahay...! saat kami harus berlari di tangga-tangga stasiun gambir, hanya berlari mengejar kereta, lupa betapa tingginya tangga itu, kami berfikir untuk berlari sekencang mungkin, dan itu hal konyol yg pernah kulakukan, entah akan pulang dengan apa, yang penting sampai dulu...

***

malam itu kami berjalan cukup jauh, malam hari, berdelapan, tujuh dari lampung... dan satu dari semarang... satu minggu menyatu dengan penduduk, sesat fikir, pencerahan, clash of civilization, mandi lumpur, rowo jombor, dan berakhir dibukit berpetir menggelegar...

***

kala itu banyak konflik, seperti ada dua kutub, tak sedikit yang tiba-tiba hilang., aku rindu malam-malam mengelola pelatihan, bahkan pernah, konsumsi, observasi, dicover oleh satu orang... masa itu pernah ada...

***

ada malam-malam dimana kami benar-benar berkonflik, ada hari dimana saya tertawa dengan akrabnya, ada waktu dimana kami belajar dewasa...

***

ada forum-forum nasional yang buatku terdiam..

***

ada juga malam, ketika kami tersesat dalam kegelapan, ada kisah siang yang mengundang tawa penuh kenangan...

***

ada rumah perubahan yang kami impikan, ada saat - saat saya harus berpamitan krn memiliki sikap beda..

***

ada keluarga.., ada purnama yang kuhitung setiap bulannya..,

***

tidakkah kau sama sepertiku ??? merasa sepi, ketika rumahmu begitu ramai oleh orang-orang baru., tidakkah kau seperti diriku yang cemburu, ketika kau memiliki kisah-kisah baru tanpaku ??? tidakkah kau sama sepertiku, mengharap sebuah kata pamit ketika akan ditinggal. tidakkah kau sama sepertiku ?? yang menganggap ini rumah dengan sebagian porsi dihatimu...

***

ada rasa tak rela ketika kau mulai berbelok dari janji-janji awal,
ada rasa tanya, masihkah kenangan ini hidup walau kita terpisah oleh ruang dan konflik.

***

kini aku asing, sebagian tercerai. sebagian terbelok, sebagian ndk mengerti bahasa hati. sejauh apapun kita hari ini, masa ini pernah ada, menjadi wadah untuk kita berproses bersama.

***

dingin... panas.... manis... tangis.... "awsome taste !!!"


###

sebelum lembaran manis ini kututup dan memulai sebuah lembaran baru, aku hanya ingin kau tau, takkan kusentuh kau, apa yang menjadi milikmu dan apa yang menjadi hakmu. ketika sebuah prasangka timbul, lebih baik kau tanyakan langsung... bukankah aku selalu pamit padamu dalam setiap langkahku ? setidaknya pamitlah ketika kau hendak beranjak pergi... hingga ada saatnya aku bisa melambaikan tangan dan mengucapkan terima kasih untuk sebuah "awsome taste" dalam sepotong kisah hidupku.














Sabtu, 02 Juni 2012










ada sebuah cerita
tentang anak-anak yang merengek belajar pada ibunya
hingga tiba masa
ia merasa haus ilmu
tak kuasa lagi ia berteriak meminta
apalagi diam menunggu

ada sebuah cerita
tentang anak-anak yang mencintai rumahnya
bercita-cita membuatnya semakin besar
menampung bayak orang
memiliki teras yang luas dengan bunga warna warni
halaman rumput yang hijau
juga majelis ilmu yang produktif

ada sebuah cerita
tentang anak-anak yang kreatif
dan media begitu cepat memberitakan
sungguh, mereka sangat nakal dan tak bisa diatur

ada sebuah cerita 
anak-anak yang diancam pergi dari rumahnya
ia menangis tersedu
mencoba menjelaskan duduk permasalahan
tapi cinta telah diterjemahkan menjadi kata
yang busuk dan penuh pembelaan

ada sebuah cerita
anak-anak yang tak patah arang
ia beranjak perlahan
menciptakan ketenangan
memalingkan dirinya dari kegaduhan
yang orang kata, itu karena mereka

ada sebuah cerita
anak-anak yang belajar memaafkan
ketika sampah dianggap lebih mulia darinya
ketika ia tak berhak lagi menceritakan kebenaran
ketika ia lelah
dan terduduk lesu

ada sebuah cerita
anak-anak yang mengucapkan salam perpisahan
pada saudara yang pernah memakinya
ia bersimbah air mata
memendam kerinduan
teringat setiap kenangan
menahan rasa 
ketika melihat yang lain dibelai lembut oleh ibu mereka
tertawa bersama
berlindung ketika hujan
berteduh dikala terik

ada sebuah cerita 
tentang anak-anak yang semakin jauh ditinggalkan
nama hanya tinggal kenangan
hingga kadang ia bertanya
semudah itukah rasa itu hilang
sesaat kabar menyapa
sembari mempersalahkan

ada sebuah cerita 
yang pada akhirnya tidak ingin kuceritakan

ada sebuah cerita
tentang rumah yang tak pernah kutinggalkan

ada sebuah cerita
tentang kawand-kawand baru

ada sebuah cerita
cerita cinta anak manusia
akan jalan yang dipilih untuk menjumpai Rabbnya

Jumat, 01 Juni 2012





Dalam sebuah film yang dibitangi oleh edward cullen dimana menceritakan kisah cinta seorang vampir dan manusia telah menarik sebuah kesimpulan sederhana bahwa "cinta itu tanpa syarat". Bagaimana dengan anda ? Fenomena kisah cinta antara dua insan manusia kerap kali sangat unik dan menjadi bahasan yang tak kunjung usai, beribu-ribu judul film bertemakan cinta diproduksi, tema serupa juga turut serta meramaikan industri musik. Ketika anda membuka facebook misal, berapa persen kemudian orang yang meratapi kisah cinta mereka ? pasti menduduki angka diatas sepuluh persen. Hal ini dikarenakan industri cinta yang cukup menjamur dimana-mana. Belum lagi ketika 12 februari tiba, hari yang diagung-agungkan sebagai hari kasih sayang ini membuat produsen coklat, boneka, permen, dan pernak-pernik meraup keuntungan yang besar. Kata anak muda, cinta datang begitu saja, bagaimana dengan anda? apakah juga memiliki kisah manis yang bernuansa picisan, ataukah cinta monyet ala ABG , atau mungkin cinta brontosaurus ala raditya dika ???


sejak jumpa kita pertama
kulangsung jatuh cinta
walau kutau kau ada pemiliknya
tapi kutak dapat membohongi hati nurani
kutak dapat menghindari gejolak cinta ini
Sajak diatas lain lagi, itu adalah cinta pertama ala almarhum "crisye", he... katanya... pesonanya sungguh mempesona, full of pink dan ya ! bagi beberapa orang cinta itu tanpa syarat, ia tidak melihat pada harta, pekerjaan, jabatan, tampang, dan apapun itu, menurut mereka cinta lebih pada "chemistry" yang tertangkap diantara keduanya, sehingga hubungan tanpa syaratpun tercipta. Hal ini membuat saya teringat pada sebuah novel klasik berjudul "tenggelamnya kapal va der wick" karya buya hamka yang mencoba untuk mengisahkan sebuah kisah cinta tanpa syarat dengan adat timur yang lebih santun.  


Namun beberapa diantara kita juga mengartikan bahwa cinta itu realistis, dan kebahagiaan akan tercipta seiring hidup yang mapan. Hal ini dianut oleh para suami istri yang mulai bertengkar dan cek-cok ketika kondisi keuangan rumah tangga mereka mulai surut. Padahal ingatkah anda kisah seorang pemuda yang menaruh hati pada seorang gadis terhormat nan cerdas yang dilamar oleh seorang kaya raya, saat itu sang pemuda mulai mengikhlaskan gadisnya tersebut, namun tanpa ia duga, sang gadis menolak. Betapa bahagianya pemuda tadi mendengar berita tersebut, sehingga pemuda tadi menyiapkan perbekalan yang lebih untuk dapat melamar gadis tersebut dikemudian hari. Tapi ternyata datang lagi laki-laki lain, seorang pejabat negara, dan pemuda itupun kembali pasrah. Dan lagi-lagi diluar dugaan, gadis itu menolaknya. Sang pemudapun terbelalak, dan memberanikan diri melamar dengan segala keterbatasannya. sang pemuda mendatangi ayah si gadis, dan si gadis menerimanya. Taukah anda mahar pernikahannya apa? ya.. benar sekali, baju perang ! dan pemuda itu adalah Ali. setelah mereka menikah, Alipun bertanya kepada Fatimah, kenapa menerima pinangannya ? dan Fatimah menjawab, karena ia menunggunya. Luar biasa ! kalau jodoh tidak kemana, dan kisah inipun menjadi kisah cinta percontohan yang santun dan terhormat, kemampuan memendam rasa yang luar biasa sehingga setanpun tak tau dan tak sempat melirik untuk menggoda.

Romantis bukan ? yang pasti suci ! Dan apakah kisah cinta Ali dan Fatimah tanpa syarat ? bukankah Fatimah tidak melihat pada harta dan jabatan ? tidak ! syarat yang dimiliki Fatimah menunjukkan keagungan cinta mereka. Mereka tidak saling mencitai kecuali ketika Ijab Qabul diucapkan dan Allah meridhoi. 


Keimanan memiliki tiga arti, diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Pada kitab lauhil mahfudz tertulis sudah tentang tiga hal, yaitu jodoh, rejeki, dan mati. ya, setiap kita mengaku sebagai seorang muslim yang beriman dan tentu saja sudah meyakini 3 hal yang digariskan tersebut, namun bagaimana dengan sebuah fenomena yang nge-tren disebut "pacaran" atau sesuatu yang berjudul "ta'aruf tapi melanggar rambu ?" atau tren baru dikalangan aktivis "ngetag". Kembali lagi pada 3 hal, keimanan itu ada 3, dan yang terakhir adalah dibuktikan dengan amal perbuatan. Toh, kita sudah meyakini bahwa Allah telah mengatur jodoh kita. Mari kembali pada kisah fatimah... apakah ia tau kalau Ali akan datang melamarnya ? atau kenapa tidak ia utarakan saja cintanya pada Ali ? karena ia cukup percaya pada janji Tuhannya, jodoh itu sudah pasti, hanya cara menjemputnya saja yang berbeda.

Tentang Makna Illah

Dalam syahadat seorang muslim disebutkan bahwa "tiada Illah selain Allah", saya pernah mendapat sebuah penjelasan sederhana seperti ini. Illah adalah sesuatu yang nomor satu pada hati kita, tempat kita mengadu, meminta pertolongan, bersyukur, memuja, dll. misal azan sudah berkumandang dan kita masih didepan TV, berarti TV telah menjadi Illah yang lain selain Allah. Ketika kita ngefans banget dengan boyband "super junior" misal, dan kekagumannya mengalahkan rasa kita kepada Allah itu berarti super junior telah menjadi Illah kita. Begitu juga ketika kita menikah, begitu mencintai suami kita, nomor satu, dan cara menjemputnyapun sudah melupakan janji Tuhan... kemanakah ikrar "tiada Illah selain Allah" sudah pergi. Sebagian dari kita berlindung pada alasan fitrah atau "saya bisa menjaga batas".


Pornografi, Freesex, Homosex, dan Keseimbangan Peradaban


Kembali pada alasan "fitrah" dan menjaga "batas". manusia memiliki fitrah untuk tertarik pada lawan jenis, dan laki-laki memiliki fitrah seksualitas yang tinggi dibanding perempuan. kita tidak munafik ketika sebagian dari kita mengetahui itu, karena ilmu pengetahuan sudah sangat berkembang untuk meneliti hal tersebut. Namun, mengapa kita tidak cukup cerdas untuk mengantisipasinya? Kembali pada industri cinta?? dahulu industri hiburan sangat santun, kisah cinta yang ditampilkan juga menyentuh sisi ketertarikan yang humanis, anmun sekarang hampir pada setiap produksi film barat menampilkan adegan yang kurang "sopan". hal ini terjadi karena pergeseran makna "batas" yang dimiliki manusia, ibarat sebuah penggaris, batas yang tadinya pada posisi 1 cm brubah pada posisi 5 cm. Oleh karena itu, apakah kurang bijak? ketika Al-qur'an menetapkan batas mutlak pada 0 cm. Karena Allah yang menciptakan fitrah itu, dan ia yang paling tau bagaimana menjaganya.


Mari kita berdiskusi pada pergeseran batas tersebut, akibat dari pergeseran batas yang mengakibatkan berkembangnya industri cinta menjadi industri seks. Meledaknya freeseks, meningkatnya aborsi, melejitnya jumlah annak yang lahir tanpa bapak yang jelas. Hilangnya tanggung jawab suami dan istri, terciptanya konflik psikologis akibat skandal cinta, beberapa  dari mereka sakit fisik seperti HIV dan sebagian sakit psikis dan memilih untuk homoseks, dan mereka tidak menghasilkan keturunan. Dimana letak kesimbangan peradaban kita ?? ketika tatanan yang paling mendasar dari umat manusia hancur seperti itu? saya bukan orang yang berteriak keras atas kedatangan irsyad manji. tapi hanya seorang mahasiswa yang mengungkapkan analisis kecil saya.

Pada maslah mendidik anakpun ada dua fase, yaitu pranatal dan paska natal. jika pra kelahiran bayipun ditempuh dengan cara sepeti itu, lalu bagaimana dengan kesuksesan mendidik generasi mendatang ? karena jelas-jelas ada fase yang terpotong. Apa mungkin seseorang langsung SMP tanpa SD? mungkin... tapi dengan pondasi konsep yang kurang kokoh dan mudah roboh. jika penerus peradaban kita seperti ini, apa yang kita harapkan pada peradaban mendatang?. apakah islam hanyalah sebuah sistem bangsa arab kuno yang tidak mempertimbangkan keberlangsungan hidup umat manusia ?

khaylila yang cantik...
cepatlah kau besar...
ajarkan dunia...
berbagi seperti yang kuajarkan kepadamu...

berikan hak mereka...
bebas dari rasa takut juga rasa tertindas...

tak ada lagi naluri menguasai...
perlahan berganti naluri berbagi...



Cinta Sejati, Cita Bersyarat

Lelah pada dialektika keseimbangan perdaban saya bernostalgia pada sebuah kisah cinta yang banyak menguras air mata penikmat ceritanya, "Romeo dan Juliet". cinta mereka cinta tak bersyarat, cinta sejati, itu kata sebagian orang... dan sebagian lagi berpendapat.... Cinta Ali dan Fatimah adalah cinta yang suci dan agung... cinta yang mengantarkan mereka tempat paling indah yang diciptakan Tuhannya... dan saya akan menutup tulisan panjang ini dengan kesimpulan "cinta "Romeo dan Juliet" hanya sampai ia mati. Tapi cinta yang sejati adalah cinta yang dipertemukan kembali di surga kelak...". So, selamat mencari syarat cinta sejatimu.



Kemarin saya sempat terjebak dalam sebuah diskusi yang cukup hangat dengan dosen sosiolinguistic saya, sayangnya saat itu saya merasa tidak enak dengan teman-teman yang lain sehingga terpaksa menyudahinya. saya pernah mendengar suatu pendapat dari salah seorang senior saya di KAMMI yang meyatakan bahwa salah satu penunjang berdirinya peradaban suatu bangsa adalah bahasa, dan beberapa saat yang lalu saya juga sempat mendengar pidato seorang anies baswedan mengenai "berbahasa satu-bahasa Indonesia" yang pada akhirnya mampu menyatukan semangat pemuda dari seluruh nusantara untuk mendapatkan kemerdekaannya. 

Bahasan pada mata kuliah kali ini cukup menarik, yaitu syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu bahasa untuk menjadi bahasa negara. Dosen saya menjelaskan bahwa syarat suatu bahasa menjadi bahasa negara yaitu harus memiliki bayak penutur dan  menjadi lingua franca, hal ini juga dipengaruhi oleh aspek budaya, kondisi sosiologis masyarakat, dan tentu saja political power saat itu.

Menurut wikipedia, lingua franca diartikan sebagai sebuah istilah linguistik yang artinya adalah "bahasa pengantar" atau "bahasa pergaulan" di suatu tempat di mana terdapat penutur bahasa yang berbeda-beda.sehingga bahasa yang memenuhi syarat lingua franca mampu menjadi alat komunikasi dinegara tersebut. seperti bahasa indonesia yang pada akhirnya menjadi bahasa persatuan, karena kondisi sosiologis masyarakat pesisir saat itu yang banyak menjadi penutur bahasa melayu, hingga pada akhirnya bahasa ini memenuhi syarat sebagai lingua franca dan menjadi bahasa persatuan. 


Disaat seperti itu salah seorang teman saya bertanya dari belakang "bu, kenapa bahasa inggris bisa menjadi bahasa internasional ?" dan sederhana saja dosen saya menjawab dengan mudah "karena memenuhi syarat lingua franca, bahasa inggris memiliki bayak penutur" seketika itu juga saya berpendapat "ditambah juga political power barat yang saat itu sedang kuat" namun dosen saya tidak mengiyakan argumen saya "tidak juga, itu karena faktor sosiologis, karena saat itu orang-orang inggris menginvasi beberapa daerah dengan pelayaran, seperti cristoperus columbus yang saat itu berlayar ke benua amerika dan mengenalkan bahasa inggris" dan disaat itu saya menyanggah pernyataan dosen saya, "salah satu faktor yang menguatnya pertambahan penutur bahasa inggris juga keruntuhan turki utsmani sebagai simbol kekhilafan islam terakhir, dan bangkitnya peradaban barat, berdirinya negara sekuler, dihapuskannya bahasa arab dan disosialisasikannya bahasa inggris" namun saat itu dialog saya  hanya berhenti dengan argumen terakhir dari dosen saya " tidak juga, barat telah merintisnya dari masa renaisans, dan banyak ilmu pengetahuan ditulis dalam bahasa inggris"

Dialog itu cukup membuat saya berfikir dan membantah jasa seorang cristoperus columbus serta renaisans dalam menyebarkan bahasa inggris, karena islam pernah memiliki imperium besar hingga menguasai 2/3 dunia, banyak buku-buku ditulis dalam bahasa arab, bahkan buku-buku sains yang hari ini ditulis dalam bahasa inggris, yang begitu diagung-agungkan oleh dosen saya sebagai salah satu syarat bahasa inggris meenuhi lingua francanya. buku-buku yang banyak diantaranya merupaka salinan dari buku-buku pada masa pradaban islam dan hilang disaat peradabannya runtuh. Semua itu diklaim kembali sebagai penemuan barat ditambah dengan pengkaburan sejarah masa lalu, hilang sudah kisah kejayaan bahasa arab.




Hmmm.... dialog bahasa dan peradaban, tiba-tiba saya kembali terngiang ketika mustafa kemal pasha memenangkan kancah politik dengan merubah turki menjadi negara sekuler serta mengganti bahasa sekolah dari bahasa arab menjadi bahasa inggris, hal ini menujukkan bahwa kekuatan politik mampu merekayasa sendiri lingua francanya dan bukankah secara tidak langsung mustafa kemal pasha dan orang-orang dibelakangnya juga mengakui bahwa bahasa adalah salah satu syarat utama dari sebuah imperium baru ? dan sejenak saya berfikir sebaliknya... bisakah lingua franca merekayasa kondisi politik ??? seharusnya bisa ! tepat seperti pendapat dosen saya, kita memulainya dari kondisi kultural dan sosiologis  dengan menambah penutur bahasa tersebut, sehingga memenuhi syarat lingua franca hingga pada akhirnya menjadi salah satu syarat dari bangkitnya sebuah peradaban. hufffttt... entahlah, yang jelas mata kuliah sosiolinguistic ini semakin menarik...