Dalam sebuah film yang dibitangi oleh edward cullen dimana menceritakan kisah cinta seorang vampir dan manusia telah menarik sebuah kesimpulan sederhana bahwa "cinta itu tanpa syarat". Bagaimana dengan anda ? Fenomena kisah cinta antara dua insan manusia kerap kali sangat unik dan menjadi bahasan yang tak kunjung usai, beribu-ribu judul film bertemakan cinta diproduksi, tema serupa juga turut serta meramaikan industri musik. Ketika anda membuka facebook misal, berapa persen kemudian orang yang meratapi kisah cinta mereka ? pasti menduduki angka diatas sepuluh persen. Hal ini dikarenakan industri cinta yang cukup menjamur dimana-mana. Belum lagi ketika 12 februari tiba, hari yang diagung-agungkan sebagai hari kasih sayang ini membuat produsen coklat, boneka, permen, dan pernak-pernik meraup keuntungan yang besar. Kata anak muda, cinta datang begitu saja, bagaimana dengan anda? apakah juga memiliki kisah manis yang bernuansa picisan, ataukah cinta monyet ala ABG , atau mungkin cinta brontosaurus ala raditya dika ???


sejak jumpa kita pertama
kulangsung jatuh cinta
walau kutau kau ada pemiliknya
tapi kutak dapat membohongi hati nurani
kutak dapat menghindari gejolak cinta ini
Sajak diatas lain lagi, itu adalah cinta pertama ala almarhum "crisye", he... katanya... pesonanya sungguh mempesona, full of pink dan ya ! bagi beberapa orang cinta itu tanpa syarat, ia tidak melihat pada harta, pekerjaan, jabatan, tampang, dan apapun itu, menurut mereka cinta lebih pada "chemistry" yang tertangkap diantara keduanya, sehingga hubungan tanpa syaratpun tercipta. Hal ini membuat saya teringat pada sebuah novel klasik berjudul "tenggelamnya kapal va der wick" karya buya hamka yang mencoba untuk mengisahkan sebuah kisah cinta tanpa syarat dengan adat timur yang lebih santun.  


Namun beberapa diantara kita juga mengartikan bahwa cinta itu realistis, dan kebahagiaan akan tercipta seiring hidup yang mapan. Hal ini dianut oleh para suami istri yang mulai bertengkar dan cek-cok ketika kondisi keuangan rumah tangga mereka mulai surut. Padahal ingatkah anda kisah seorang pemuda yang menaruh hati pada seorang gadis terhormat nan cerdas yang dilamar oleh seorang kaya raya, saat itu sang pemuda mulai mengikhlaskan gadisnya tersebut, namun tanpa ia duga, sang gadis menolak. Betapa bahagianya pemuda tadi mendengar berita tersebut, sehingga pemuda tadi menyiapkan perbekalan yang lebih untuk dapat melamar gadis tersebut dikemudian hari. Tapi ternyata datang lagi laki-laki lain, seorang pejabat negara, dan pemuda itupun kembali pasrah. Dan lagi-lagi diluar dugaan, gadis itu menolaknya. Sang pemudapun terbelalak, dan memberanikan diri melamar dengan segala keterbatasannya. sang pemuda mendatangi ayah si gadis, dan si gadis menerimanya. Taukah anda mahar pernikahannya apa? ya.. benar sekali, baju perang ! dan pemuda itu adalah Ali. setelah mereka menikah, Alipun bertanya kepada Fatimah, kenapa menerima pinangannya ? dan Fatimah menjawab, karena ia menunggunya. Luar biasa ! kalau jodoh tidak kemana, dan kisah inipun menjadi kisah cinta percontohan yang santun dan terhormat, kemampuan memendam rasa yang luar biasa sehingga setanpun tak tau dan tak sempat melirik untuk menggoda.

Romantis bukan ? yang pasti suci ! Dan apakah kisah cinta Ali dan Fatimah tanpa syarat ? bukankah Fatimah tidak melihat pada harta dan jabatan ? tidak ! syarat yang dimiliki Fatimah menunjukkan keagungan cinta mereka. Mereka tidak saling mencitai kecuali ketika Ijab Qabul diucapkan dan Allah meridhoi. 


Keimanan memiliki tiga arti, diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Pada kitab lauhil mahfudz tertulis sudah tentang tiga hal, yaitu jodoh, rejeki, dan mati. ya, setiap kita mengaku sebagai seorang muslim yang beriman dan tentu saja sudah meyakini 3 hal yang digariskan tersebut, namun bagaimana dengan sebuah fenomena yang nge-tren disebut "pacaran" atau sesuatu yang berjudul "ta'aruf tapi melanggar rambu ?" atau tren baru dikalangan aktivis "ngetag". Kembali lagi pada 3 hal, keimanan itu ada 3, dan yang terakhir adalah dibuktikan dengan amal perbuatan. Toh, kita sudah meyakini bahwa Allah telah mengatur jodoh kita. Mari kembali pada kisah fatimah... apakah ia tau kalau Ali akan datang melamarnya ? atau kenapa tidak ia utarakan saja cintanya pada Ali ? karena ia cukup percaya pada janji Tuhannya, jodoh itu sudah pasti, hanya cara menjemputnya saja yang berbeda.

Tentang Makna Illah

Dalam syahadat seorang muslim disebutkan bahwa "tiada Illah selain Allah", saya pernah mendapat sebuah penjelasan sederhana seperti ini. Illah adalah sesuatu yang nomor satu pada hati kita, tempat kita mengadu, meminta pertolongan, bersyukur, memuja, dll. misal azan sudah berkumandang dan kita masih didepan TV, berarti TV telah menjadi Illah yang lain selain Allah. Ketika kita ngefans banget dengan boyband "super junior" misal, dan kekagumannya mengalahkan rasa kita kepada Allah itu berarti super junior telah menjadi Illah kita. Begitu juga ketika kita menikah, begitu mencintai suami kita, nomor satu, dan cara menjemputnyapun sudah melupakan janji Tuhan... kemanakah ikrar "tiada Illah selain Allah" sudah pergi. Sebagian dari kita berlindung pada alasan fitrah atau "saya bisa menjaga batas".


Pornografi, Freesex, Homosex, dan Keseimbangan Peradaban


Kembali pada alasan "fitrah" dan menjaga "batas". manusia memiliki fitrah untuk tertarik pada lawan jenis, dan laki-laki memiliki fitrah seksualitas yang tinggi dibanding perempuan. kita tidak munafik ketika sebagian dari kita mengetahui itu, karena ilmu pengetahuan sudah sangat berkembang untuk meneliti hal tersebut. Namun, mengapa kita tidak cukup cerdas untuk mengantisipasinya? Kembali pada industri cinta?? dahulu industri hiburan sangat santun, kisah cinta yang ditampilkan juga menyentuh sisi ketertarikan yang humanis, anmun sekarang hampir pada setiap produksi film barat menampilkan adegan yang kurang "sopan". hal ini terjadi karena pergeseran makna "batas" yang dimiliki manusia, ibarat sebuah penggaris, batas yang tadinya pada posisi 1 cm brubah pada posisi 5 cm. Oleh karena itu, apakah kurang bijak? ketika Al-qur'an menetapkan batas mutlak pada 0 cm. Karena Allah yang menciptakan fitrah itu, dan ia yang paling tau bagaimana menjaganya.


Mari kita berdiskusi pada pergeseran batas tersebut, akibat dari pergeseran batas yang mengakibatkan berkembangnya industri cinta menjadi industri seks. Meledaknya freeseks, meningkatnya aborsi, melejitnya jumlah annak yang lahir tanpa bapak yang jelas. Hilangnya tanggung jawab suami dan istri, terciptanya konflik psikologis akibat skandal cinta, beberapa  dari mereka sakit fisik seperti HIV dan sebagian sakit psikis dan memilih untuk homoseks, dan mereka tidak menghasilkan keturunan. Dimana letak kesimbangan peradaban kita ?? ketika tatanan yang paling mendasar dari umat manusia hancur seperti itu? saya bukan orang yang berteriak keras atas kedatangan irsyad manji. tapi hanya seorang mahasiswa yang mengungkapkan analisis kecil saya.

Pada maslah mendidik anakpun ada dua fase, yaitu pranatal dan paska natal. jika pra kelahiran bayipun ditempuh dengan cara sepeti itu, lalu bagaimana dengan kesuksesan mendidik generasi mendatang ? karena jelas-jelas ada fase yang terpotong. Apa mungkin seseorang langsung SMP tanpa SD? mungkin... tapi dengan pondasi konsep yang kurang kokoh dan mudah roboh. jika penerus peradaban kita seperti ini, apa yang kita harapkan pada peradaban mendatang?. apakah islam hanyalah sebuah sistem bangsa arab kuno yang tidak mempertimbangkan keberlangsungan hidup umat manusia ?

khaylila yang cantik...
cepatlah kau besar...
ajarkan dunia...
berbagi seperti yang kuajarkan kepadamu...

berikan hak mereka...
bebas dari rasa takut juga rasa tertindas...

tak ada lagi naluri menguasai...
perlahan berganti naluri berbagi...



Cinta Sejati, Cita Bersyarat

Lelah pada dialektika keseimbangan perdaban saya bernostalgia pada sebuah kisah cinta yang banyak menguras air mata penikmat ceritanya, "Romeo dan Juliet". cinta mereka cinta tak bersyarat, cinta sejati, itu kata sebagian orang... dan sebagian lagi berpendapat.... Cinta Ali dan Fatimah adalah cinta yang suci dan agung... cinta yang mengantarkan mereka tempat paling indah yang diciptakan Tuhannya... dan saya akan menutup tulisan panjang ini dengan kesimpulan "cinta "Romeo dan Juliet" hanya sampai ia mati. Tapi cinta yang sejati adalah cinta yang dipertemukan kembali di surga kelak...". So, selamat mencari syarat cinta sejatimu.