Minggu, 27 Januari 2013


I want to start this post by cut a lyric from Andien which wins the best video clip in "Dasyat-nya Award"

Hari terus berganti banyak yang tlah terjadi
Dirimu kian pasti segala kan ku raih
Bila esok menjelang bahagiapun kan datang
Bintang di angkasa bersinar gemilang
 

Tempatku tuju segala angan dan harapan
Tempat ku padu cita-cita dan impian
Tempat ku tuju setiap langkah yang berarti
Tetap menyatu dalam hasrat dan tujuanku selalu


Waktu terus menguji tekad yang ku miliki
Kini tlah terbukti segala kan ku gapai
Rintangan ku hadapi cobaan ku lalui
Semua tlah ku dapati tetaplah gemilang


This video clip is amazing, tell about the wonderful woman in Indonesia. Show to us, how the woman do the change for their society in life. Yeah, actually in our life we do have another choice than "work" and "work", do the best what we can do.

Last two days, i have a cute and sweet life lesson ever. It starts when my junior in English Society ask me to be the adjudicator of speech contest which finally i move to story telling contest. Judge in story telling competitions is such an amazing for me in this time, because in the other hand i still develop story telling technic for teaching children. 

One by one participants come, the first participant is quite amazing, but in this stage i only give the third position for her, because i found two more participants which can tell the story better, i can catch the message clearly, and the way they deliver the story is flowing. 

Upsss...! finally there is a junior high school participants, he is so cute. ha.. ha.. ha...

Now, back to my story. From the first stage we try to find big 12 to come to the semifinal round. And i give my attention to the two participants, first, is the first performer in the preliminary round which i gave the third position, and second is the participant who i gave the first position in preliminary round.

Go to the second stage in semi final round, the best participant in preliminary round still get the first position in semi final round, and the third position be the second position... What a good improvement !

And than... after that, in final round, something happened, i thing the participant with the second position before move to the first position and go as the champion ! Yes...! that's the point what i like... finally the winner are those who have a better improvement, not the best talented. 


We never know the end, even we are worst in the starting point, but by work and work, i believe we can grow as the real champion in the future. Indirectly it motivated me.. "don't care who start the first, just go and go and go and never stop !"
 

Kamis, 24 Januari 2013


Tempatku tuju segala angan dan harapan
Tempat ku padu cita-cita dan impian
Tempat ku pacu setiap langkah yang berarti
Tetap menyatu dalam hasrat dan tujuanku selalu

 

Kamis, 03 Januari 2013


*dicopy dari  http://elvandi.com/ayat-cakrawala/


‘Les avions sont des jouets intéressants mais n’ont aucune utilité militaire’’ [Pesawat terbang memang mainan menarik, tetapi tak ada nilainya secara militer], kata Marsekal Ferdinand Foch. Itu pernyataan populer tahun 1911. Tapi mengapa bisa seorang pakar strategi militer Perancis dan komandan Perang Dunia I mengatakannya? Atau bahkan, mengapa manusia menertawakan ide Orville dan Wilbur Wright yang melulu gagal saat percobaan pesawat terbang mula-mula?

Tapi saat Wright bersaudara membuktikan bahwa benda yang lebih berat dari udara bisa terbang atau saat Amerika mulai massif menggunakannya dalam perang, barulah tawa lugu berhenti dan pikiran lama berganti. Karena pada akhirnya realitas hidup manusia tidak akan lebih jauh dari daerah yang tersorot mercusuar pikirannya. Setiap kali sinar pikiran mulai menyoroti jengkal-per-jengkal bumi manusia, saat itu terjadi peristiwa, dan peristiwa itu yang kemudian menjadi realitas hidup bersama.

Pembebasan diri atas kendala-kendala pikiran; dari hegemoni tradisi, kesamaran yang mengecohkan, dan terbaliknya timbangan kebenaran adalah proses pengkondisian pikiran untuk ditanam di tanah yang benar. Sehingga ia siap tumbuh meninggi. Supaya ia rindang berbuah. Tapi pikiran tidak dengan sendirinya tumbuh hanya karena ia bertengger di tanah gembur. Dahan-dahannya tidak otomatis berdaun ide dan berbuah gagasan jika akarnya kering variasi air pengetahuan.

Berapa banyak dosen yang matang metodologi berhenti berkreasi saat pangkat meningkat dan kemapanan finasial menjelang. Atau kritikus sastera atau da’i kondang penyeru reformasi dan pelarang taklid atau trainer pelatihan berfikir strategis, tapi perangkat berfikir itu menjadi puncak akhir kreatifitas mereka bahkan satu-satunya sumber penghasilan hidup mereka? Mercusuar pikirannya tidak pernah menyorot lahan baru, tidak ada ide baru, kecuali sekedar mengkrisi kondisi dan ucapan ‘harus ada perubahan’ tanpa rekomendasi materi perubahan. Padahal metodologi berfikir yang benar adalah perangkat untuk konsumsi pengetahuan menuju produksi karya peradaban.

Mimpi-mimpi besar selalu membutuhkan pikiran besar. Maka rencana kerja unggulan seorang pemuda untuk masa depannya bisa sekedar dibuat memoar semangat masa lalu jika pikirannya tidak mampu memenuhi kapasitas mimpinya.

Itu rahasia kecepatan belajar Zaid bin Tsâbit muda dan rahasia kekuatan diplomasi Rasulullah. Zaid ingin meraih posisi kontribusi tertinggi bersama Rasulullah, apalagi kalau bukan jihad, dan Rasulullah membutuhkan referensi pengetahuan untuk umat Islam. Maka diberinya misi lain ‘‘pelajari bahasa orang Yahudi, karena aku tidak yakin dengan (terjemahan) mereka” perintah beliau. Maka Zaid menyelesaikannya dalam dua pekan. Sehingga di usianya yang ke-13 ia menjadi penerjemah resmi negara, selalu di samping Rasulullah dalam diplomasi-diplomasi. Dan Rasulullah tidak bergantung dengan penerjemah import untuk bahan kebijakannya, karena umatnya mensuplai kebutuhan itu.

Diseluruh sisi kehidupan, generasi sahabat mengalirkan pengetahuan spesifik yang memuaskan dahaga umat sampai akhir zaman. Ada pakar tafsir, ‘Abdullah bin ‘Abbâs Sang Tinta umat [Habrul Ummah], pakar Fiqh Mu’âdz bin Jabal, dalam bacaan al-Qur’an Ibnu Mas’ud masterpiecenya, ada legenda perang seperti Singa Allah Hamzah [Asadullah] dan Pedang Allah Khalid bin Walîd [Saifullah], sekretaris Umat Abû ‘Ubaidah al-Jarrâh [Amînul Ummah], bank hadist Abu Hurairah, simbol kecerdasan Arab ‘Amr bin al-‘âsh [Dâhiyyatul ‘Arab] dan ada juga Sang Pembeda kebenaran dan kebatilan Umar [al-Fârûq] dalam kebijakan publik.

Kehidupan generasi sahabat dimulai dari garis terendah pengetahuan dibanding umat-umat yang sezaman: Roma, Persia, India, Cina, Mesir. Tapi persepsi mereka tentang sumber belajar tidak terbatas, maka hanya dalam dua abad umat Islam menjadi kiblat belajar manusia. Hanya ketika mereka berhenti merambah domain baru pengetahuan, maka mereka berhenti memimpin.

Cerita kebangkitan setiap umat, adalah cerita perjalanan cakrawala pikirannya.  Dan hasil akhir peradaban mereka adalah akumulasi akhir cakrawalanya. Sebabnya sederhana, peradaban itu dibangun atas ide-ide yang konstruktif yang menjawab tantangan zamannya.

Tapi ada persoalan lain disini. Seruan-seruan kebangkitan yang mengiang-ngiang di sudut-sudut mesjid kampus atau organisasi-organisasi Islam dengan tawaran ide ‘Islam adalah solusi’ seperti hektaran bunga segar beragam warna. Ia menginspirasi masyarakat muslim pada awalnya. Apalagi  jika ide itu kontras dengan budaya anti Islam yang diperankan pemerintah. Tapi bunga-bunga slogan itu mulai layu saat pengawal-pengawal Islam itu ternyata tidak mampu memberi solusi seperti slogannya saat diberi kesempatan mengelola masyarakat.

Lalu berputarlah konsolidasi dan seminar evaluasi menyelesaikan masalah: revitalisasi pembinaan gerakan mahasiswa muslim, penguatan semangat dakwah, kembali ke jalan pendahulu.  Padahal akar kemandegan ide dan kreasi dakwah itu tidak selalu berhubungan dengan dimensi semangat, motif, bahkan akidah.

Ide-ide adalah hasil referensi. Disanalah keretakan dasar yang menggoyang keseluruhan bangunan. Ini persoalan paradigmatik, karena itu tidak selalu terlihat jelas. Tapi ia terlihat misalnya; saat slogan ‘kembali ke jalan Qur’an’ itu diartikan mencukupkan  pada teks Qur’an sambil meremehkan kajian ilmiah di bidang sosiogi, politik, filsafat sejarah, metalurgi, tata kota, geologi. Atau jika ada proyek-proyek umat Islam dalam mengelola kota misalnya: jika rekomendasi para penghafal Qur’an dan lulusan syar’i diberi porsi besar dalam kebijakan tanpa analisis memadai rombongan pakar kebijakan publik, doktor transportasi, guru-guru anthropologi.

Sesempit itu cakrawala umat sesedikit itu juga kemungkinan ide-ide yang mampu diproduksinya. Padahal science yang multidimensi itulah bahan-bahan utama pikiran dan ide umat untuk merespon kebutuhan manusia. Bahkan, cakrawala yang  multidimensi tersebut adalah bahan dasar para pemimpin muslim yang menyejarah sepanjang zaman.

Sumber pengetahuan yang sering dipersepsi non-Qur’ani itu justru sunatullah kebangkitan setiap umat. Ia adalah syarat yang Allah tetapkan bagi semua manusia, muslim ataupun bukan. Oleh karena itu ribuan ayat mengarahkan agar umat Islam yang terlebih dahulu membuka cakrawala berfikirnya dan mengkaji semua sisi hidup ini sebelum didahului yang lain. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di cakrawala bumi dan dalam diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar… ’’, [Fusshilat: 53].
Sempurna sudah, persiapan kerja besarmu
Perut ibu tak lagi mampu bendung obsesimu
13 belas Ramadhan mandikanmu dengan cahaya di pagi Rabu
Satu hari di satu Agustus menuju hari bahagia tak berputus itu

Alperenhan Fatih Cakrawala anak lelakiku
Tanah Saint-Etienne berbangga jadi awal jejak kakimu
Tapi bumi ini kini bernyanyi senandung pilu
Terdengar di corong media, seminar dunia, juga rumah bambu

Perut penduduk negeri melulu dibuat resah
Pengelola nasi kian hari lupa amanah
Sesamamu memang banyak dan ber-alam melimpah
Tapi mata yang nyenyak kelola berkah jadi limbah

Sayup-sayup suara terbawa angin dari Suriah dan pojok Myanmar
Campakkan pop yang hingar-bingar
Agar jeritan manusia akan bisa kau dengar
Walau dengan kuping minimu yang tak lebar

Alperenhan, ayah bawakan kabar dari Mesir
Diktator yang garang runtuh berakhir
Islam yang dilarang menang di tahun kau lahir
Dan serial derita Palestina dekati episode terakhir

Alperenhan, Pemimpin dan Pahlawan berhati suci
Manusia timur dan barat di cakrawala bumi, sedari dulu menunggui
Lepasnya jeruji hidup yang cengkeram pikiran, badan dan hati
Bebaskan mereka, karena dalam Fatih pesan hidupmu terpatri

Alperenhan Fatih Cakrawala anak lelakiku
Tak ada nabi baru tapi datang selalu pembaharu
Visi Gajah Mada dan Muhammad al-Fatih mengalir di uratmu
Kalau kehinaan dunia merayumu, katakan: “aku tidak diciptakan untuk itu!”

***

Puisi mengharukan diatas saya dapat dari blog salah seorang mahasiswa indonesia yang sedang menempuh S2 di Prancis. Sepertinya itu sengaja ia tulis untuk menyambut kelahiran anak lelakinya yang pertama. Sungguh saya benar-benar haru dan mengingat ayah saya dirumah. 

Sungguh ingin mendengar ini dari ayah saya juga... Sungguh ingin melihat ayah saya yang cerdas bangkit melakukan kerja-kerja besar... Sungguh sakit melihatnya terdiam dan terkungkung dalam kapasitas yang telah dianugerahkan Tuhan untuknya... Namun aku tak lebih dari seorang anak yang tak pernah berani bicara... Ya Rabb... sampaikanlah dengan sebaik-baik penyampaian, karena sesungguhnya engkaulah yang Maha Mengetahui... 

Selasa, 01 Januari 2013



Well 2012 sudah berlalu dengan segala kisahnya, dan sekarang telah memasuki era hitungan masehi yang baru. Banyak tersandung, suka dan duka. semuanya indah dan penuh warna, tapi saya yakin sekali 2013 is mine ! 2013 akan menjadi tahun saya membayar lelah bapak mamak, kepercayaan teman-teman dan saatnya mengaktualisasikan mimpi yang sudah diangan. 

Ingat ndak dengan film 5 cm ? itu lho yang mengisahkan perjalanan 5 sahabat dalam memaknai hidup, mereka berpetualang mendaki mahameru, meletakkan 5 cm impian mereka di depan kening, dan voila ! mereka berhasil. 

Yah, tak di duga sebelumnya, kemarin kami melakukan perjalanan yang sama, (bukan dalam rangka tahun baru lho !). Mb Dian pulang ke Lampung dan kami belum memiliki moment kebersamaan yang indah. Jadi pagi-pagi Putri sms untuk refresing sejenak ke suatu tempat, karena bertiga tidak seru, jadi deh mengeluarkan jurus rayu untuk Sem, yahhh... biasa nyetrikain baju, Juga ganggu kak rion yang masih tidur lelap di pagi hari.

Sebelumnya saya ingin flash back ke belakang kalau persahabatan kami ini bermula dari sebuah fenomena kampus yang fenomenal dan bersejarah. Hingga puncaknya kami ber sepuluh, dan diberi nama Tim 10 ( kak wendy, kak rion, adi, usep, reki, mb dian, mb nisa, dewi, putri, dan saya ) saat itu sem belum berstatus menjadi mahasiswa. Seru sekali petualangan kami di kampus kala itu, dan sekarang telah kembali ke cita-cita masing-masing. Namun saya yakin visinya masih sama...

Kembali ke perjalanan.... fiuhhhhh !!! gak lagi-lagi pergi ke pantai bertepatan dengan perayaan tahun baru, padat merayap, bahkan di beberapa titik benar-benar mati tak bergerak. satu-satu-tiga belas, untuk pertama dan terakhir kalinya. Baru kali ini naik motor sampai mabok, panas sekali dan penuh polusi dari knalpot kendaraan, perjalanan ke pantai yang biasanya 40 menit itu dua jam lebih. Mau putar balik juga tidak bisa. yahhh... jalani saja. Namun saya nyaris gak kuat, dan serasa mabuk kendaraan hebat, mesin motor juga terasa panas. Luar biasa... akhirnya dengan kesabaran, maju perlahan, kami sampai di tempat dengan ekspresi beragam.

Sampai disana seperti biasa, orang-orang hebat ini bisa mencairkan suasana... nawar perahu untuk ke pulau sebrang, dan kami kembali tertawa... sampai di pulau kami kembali menawar penjaga pulau untuk dapet kortingan tiket. hohoho....

Bukan kami pula kalau tidak berusaha mencari tempat gratis, berhubung semua gajebo berbayar, kami mencari yang gratis, dan ternyata berhasil dapat tempat duduk gratis. Makan bersama, menceritakan petualangan di kampus yang AMAZING sekali. hingga sampai pada kesimpulan, kami dulu luar biasa. sangat luar biasa, dan itulah takdir sejarah kami. 

Setelah itu foto-foto, ganggu orang pacaran... dan gdubraaaakkkkkk !!! putri kepleset di galangan kapal. Untung ndak miring dan jatuh ke laut, perlahan tapi pasti semuanya menyenangkan, dan yang paling parah pas naik kapal pulang dari pulau dengan lugunya mb dian bilang "itu tu kapal yang tadi kita naikkin, yang ada tulisan, pakai indosat hemat" huaaa haa haaa.... kami langsung tertawa bersama, "semua kapal juga ada tulisan gitunya ! jauh-jauh sekolah di malang ini oleh2nya...." dan kami sejenak melupakan penat kuliah juga kerja. 

Terakhir kami menyimpulkan kalau kami berlima ini bak 5 cm tapi bedanya kalau mereka perempuannya satu, tapi kami laki-lakinya yang satu, jadi diberi nama 5 mm. Dan hikmah yang saya petik adalah, dulu ketika kami di kampus, turut serta dalam kancah gerakan mahasiswa, kami mencoba berpijak pada tataran keilmuan, mengedepankan diskusi rasional, dan independenitas, saat kami bersepuluh di tekan habis-habisan. dibunuh karakternya secepat kilat atau perlahan, saat rasanya tak sanggup lagi, sungguh itu pembelajaran yang lebih berharga dari sekedar jabatan besar di organisasi, banyak hikmah dan pembelajaran yang tak dirasakan yang lainnya, bahkan ketika kami sudah terpisah pulau sekalipun dan kembali lagi, kami berbincang, bercerita, dan semakin tidak menyesal menentang apa yang dulu kami tentang, karena perlahan dan perlahan Tuhan menunjukkan bukti nyata bagi mereka yang tidak menutup mata.
 

Setiap insan memiliki takdir sejarahnya masing-masing. ada yang pahit dan manis, namun disaat engkau merasa berat, terdesak, yakinlah, itu bukan tanpa maksud Tuhan menciptakan kondisi untukmu. bisa jadi itu menjadi loncatan dirimu untuk menjadi semakin besar, baik dari pemikiran, mental, keimanan, dsb. Kuncinya hanya satu "Man Jadda Wa Jadda" siapa yang bersungguh-sungguh, niscaya ia kan berhasil. dan saya yakin sekali lebih dari sejarah besar di tahun sebelumnya, 2013 is mine ! untuk sebuah sejarah yang lebih besar.