Kamis, 29 Maret 2012

parlemen muda indonesia.....


rumah kita....



hanya perlu memulai....


suara pemuda, nurani bangsa...

Tanggal 28 Oktober 1928 menjadi tanggal yang otentik dengan kelahiran bangsa Indonesia, proses kelahiran ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945. Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, pemuda kaum betawi, dll. Pada akhirnya para pemuda tersebut menghasilkan sebuah rumusan revolusioner yang berbunyi : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Para pendiri bangsa ini adalah pembaharu yang cerdas dan revolusioner, saat itu mereka sudah berfikir untuk menyatukan ratusan bahasa yang di indonesia menjadi satu bahasa, ini merupakan gagasan yang sangat cerdas, karena satu, ini mampu menyatukan beragam budaya, agama, ras, dan golongan yang ada untuk memiliki satu kesatuan yang membudaya dalam kehidupan sehari-hari. kedua, bayangkan jika saat itu para pemuda ini tidak bersatu, tetap teguh pada ego mereka masing-masing, dan kita tidak sampai pada kesepakatan, berbahasa satu, bahasa indonesia, alangkah repotnya dokumen kenegaraan kita jika satu dokumen harus diterjemahkan kedalam banyak bahasa. Para pemuda ini juga orang-orang yang sangat revolusioner, mereka berangkat dari kultur budaya yang berbeda, mewakili golongannya dan memutuskan untuk berbahasa satu, bahasa indonesia. Bayangkan ketika mereka kembali ke kampung halaman, mereka harus menghadapi pertanyaan "kau kemanakan bahasa ibumu ???" dan tentu saja melawan suatu kultur yang telah tumbuh ratusan tahun itu tidak mudah dan hanya mampu dilakukan oleh orang-orang yang revolusioner.

Berkaca pada pemuda hari ini, yang hidup dibawah ikrar sumpah pemuda para pendahulu, yang hidup pada masa kemerdekaan ini, dan merayakan peringatan sumpah pemuda setiap tanggal 28 Oktober. Namun lihatlah kita, ruh sumpah pemuda di dalam diri kita sama sekali mati, seringkali kita berselisih paham hanya karena perbedaan golongan, atau hanya karena perbedaan kepentingan politik, hari ini setiap jiwa muda yang pada masa lalu begitu merdeka dan revolusioner banyak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan elit, sehingga pemuda beradu pada tataran bawah, secara tidak sadar menggagap diri mereka berbeda satu dan laiinya. Sebuah cita-cita yang pada tahun 1928 adalah cita-cita yang satu, hari ini menjadi cita-cita kekuasaan untuk sama-sama mengeksploitasi negeri ini, acuh tak acuh antara satu dan yang lainnya, yang mengerti apa itu peluang akan semakin melaju, yang tidak mengerti semakin terperdaya. Alangkah mirisnya melihat realitas putra-putri bangsa hari ini, mereka tidak lagi berbahasa satu, bahasa indonesia.

Realitas ini perlu segera diselamatkan, untuk mengembalikan ruh para pemuda, negeri yang kaya akan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan bumi sejuta sejarah ini sudah saatnya bangkit. tidak seharusnya freeport berada di tangan asing, tidak seharusnya kita membeli bahan bakar dengan harga mahal tidak seharusnya anak-anak kita kekurangan protein. laut kita menghampar luas, hutan kita hijau, perut bumi kita berisi harta berlimpah yang bisa membawa kita menjadi negara kaya raya yang super power. penduduk kita ramah dan gemar bergotong royong, ini semua tidak akan menjadikan kita bangsa yang angkuh. dan satu lagi asset berharga yang ditakutkan barat dalam buku Clash of Civilization yang ditulis oleh Samuel P.Huntington adalah sebagian besar penduduk kita muslim. Islam adalah peradaban emas yang dihapus, pada masa itu, tak ada lagi penduduk sakit sehingga tabib tak bekerja, pada masa itu tak ada lagi penduduk miskin sehingga bingung zakat akan dibagikan kemana, rasa persaudaraan sesama muslim serata perlindungan hak nonmuuslim yang kuat dan pada saat itu juga ilmu pengetahuan menemukan angka nol yang hari ini menjadi bilangan binner yang digunakan dalam dunia digital era sekarang. apalagi yang kita tunggu wahai pemuda ? apakah ego kita lebih tinggi dari masa depan negeri ini.

biar kutanya pada malam
mengapa burung berkicau menari diatas awan
wangi angin padang rumput di pagi hari
celoteh bahagia diseberang sana
segera ingin kutemui
kututup mata dan itu hanya mimpi
kubuka mata dan itu hanya angan
usia menjadi jurang
dan komunikasi menjadi tembok batu-bata nan kokoh

kuharap hari
segera menjawab mimpi dan angan
untuk mengajarkanku dan engkau
kerinduan untuk bertemu




------

from 1990,1998,2000,2008







------
30 maret 2012
00:17





gadis kelahiran lampung ini memiliki cita-cita besar untuk pendidikan di Indonesia, "candra" sudah menjadi panggilan akrabnya. sekarang ia bersama dengan beberapa orang lain sedang merintis sebuah komunitas kreatif di bandar lampung. kepeduliannya dalam dunia pendidikan juga ia tunjukkan melalui NGO EduCare Indonesia yang mulai ia garap dari september silam. saat ini ia sedang duduk di semester 4 dan menekuni bidang bahasa inggris di universitas lampung... "bahasa itu menarik, baik dari sisi humanioranya maupun sastranya ! menjadi mahasiswa FKIP juga tak kalah menarik dengan menjadi mahasiswa FK, karena negeri ini juga menanti ahli-ahli pendidikan yang brilian" ujarnya.. candra mengaku prihatin dengan kondisi pendidikan saat ini, "seharusnya mahasiswa pertanian itu bisa nyelesein masalah agraria, mahasiswa ekonomi sibuk mengentaskan kemiskinan, tapi kenyataan justru berlomba-lomba mencari pekerjaan, wahhh.... gak sesuai banget sama jargon pendidikan adalah pembebasan..." celoteh sosok yang ceria itu.

candra menamatkan SDnya di SD N 2 Sendang Mulyo, tempat yang cukup jauh dari kota dan berada di bawah bukit barisan, lalu SMP di SMP N 1 Pringsewu, dan SMA di SMA N 1 Pringsewu.

dari kecil hingga sekarang candra sudah mengikuti puluhan organisasi, yaitu :


1. Ketua Dokter Kecil SD N 2 Sendang Mulyo

2. Ketua Penggalang Putri SD N 2 Sendang Mulyo

3. Kord. Kehidupan Berbangsa dan Bernegara OSIS SMP N 1 Pringsewu

4. Wakil Ketua Mading SMP N 1 Pringsewu

5. Pramuka SMP N 1 Pringsewu

6. Ketua UKS SMA N 1 Pringsewu

7. Ketua English Club SMA N 1 Pringsewu

8. Rohis SMA N 1 Pringsewu

9. KIR SMA N 1 Pringsewu

10. Wakil Ketua Perpustakaan Ad-Nina

11. Lampung Student Center

12. Head of HRD UKM-U ESo Unila

13. Staff Depkumasi BEM-U KBM Unila

14. Anggota bidang kaderisasi FPPI FKIP Unila

15. Sekdept Kebijakan Publik KAMMI komisariat Unila

16. Anggota divisi PSDM FPM2KB

17. Ka. PSDM Korps Instruktur Daerah KAMMI Lampung

18. Lampung Debaters Community

19. Staff Sospol BEM FKIP

20. Sekdep Advokasi, kajian, dan propaganda IMAKIPSI Lampung

21. Staff Ekonomi KAMMI Daerah Lampung

22. Sekertaris Executive Bandar Lampung Creative Network

23. Co-founder EduCare Indonesia


biasanya... dan kata orang.... aktivis itu kurang prestatif, tapi candra membuktikan bahwa semua itu tidak benar... check this out...!


1. Juara harapan 1 lomba baca puisi antar SD tingkat kecamatan

2. Juara 1 lomba baca puisi antar SD tingkat desa

3. Juara 1 Lomba bid. Studi Matematika antar SD

4. Quarterfinalist Malahayati English Debate Championship 2006

5. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah HIMAKI Unila 2006

6. Runner up-1 pelajar muslim teladan 2007

7. Quarter finalist Teknokrat English Debate Competitions 2007

8. Wakil Tanggamus untuk seleksi WSDC provinsi 2007

9. Juara 2 olimpiade matematika tingkat kabupaten 2007

10. Juara 3 lomba debat bahasa Indonesia antar siswa 2007

11. Juara 1 SEPC English Debate championship 2007

12. Juara 1 EIA English debate championship 2008

13. Juara 3 lomba pidato bahasa inggris antar siswa 2008

14. Juara harapan 1 lomba minat baca 2008

15. Juara 3 LCT MIPA antar siswa 2008

16. Juara 1 lomba debat bahasa indonesia antar siswa 2008

17. Keynote speaker Debate Seminar ECC 2009

18. Juara 3 EIA English Debate Championship 2009

19. The Best Junior of UKM-U ESo Unila 2009

20. Adjudicator at SEPC Debate Championship 2009

21. Quarterfinalist at Polinela National Debate Championship 2009

22. Top Room at Preliminary of BNEC Debate Championship 2009

23. Juara 3 Lomba Debat Bahasa Inggris Dies Natalis Unila 2009

24. Debate Adjudicator at E-fest 2009

25. Juri Pidato Bahasa Inggris BEGAWI II, 2010

26. Juara 2 Broadcasting Competitions 2009

27. Juara 1 Lomba Scrabble Himasakta 2010

28. Quarter Finalist EFL National University English Debating

Championship 2010

29. First Winner Debate Contest of Dies Natalis Unila 2010

30. First Winner Speech Contest, southern Sumatra region 2010

31. Second winner Presenting Idea Competitions, Southern Sumatra Region 2010

32. News Casting adjudicator at SEPC 2011

33. Debate Adjudicator at EIA 2012

34. Delegasi Provinsi Terbaik 1 Parlemen Muda Indonesia


muda, ceria, bukan berarti tak memiliki gagasan...

pada saat SMP candra dan teman-temannya mengagas program mading kelas yang memicu seluruh siswa untuk kreatif, kalau hanya mading sekolah, itu sulit untuk menampung kreatifitas siswa, tapi dengan mading kelas, itu akan memperluas akses siswa.

lalu pada saat di SMA, candra merintis kompetisi bahasa inggris pertama di kabupaten tanggamus, hal ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan bahasa inggris pada kalangan pelajar dan guru-guru.

melihat banyaknya koleksi buku yang dimiliki oleh teman-temannya, candra kembali menggagas, perpustakaan Ad-Nina bersama sahabat-sahabatnya. tempat ini mirip taman baca, letaknyapun dekat dengan kolam ikan.

setibanya di bangku kuliah, candra mengetuai event yang disebut dengan ESo Festival, itu gagasan dari senior saya, ini event bahasa inggris pertama di Lampung yang sifatnya terbuka dan bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa dan pelajar dari seluruh indonesia.

semakin kesini candra mengenal yang namanya wirausaha sosial, ia berjumpa dengan beberapa kawan dari komunitas kreatif dan melegalkan sebuah komunitas kreatif yang disebut dengan "Bandar Lampung Creative Network" semoga dengan ini mampu mengangkat Lampung dari peringkat provinsi termiskin kedua di Indonesia.

kepeduliannya terhadap dunia pendidikan ditelurkan dalam sebuah ide "EduCare Indonesia" yang kedepannya akan menggarap beberapa program seperti Komunitas Pendidikan Online (EduSpeak), kami peduli anak lampung, sanggar cita cinta creative, gerakan lampung membaca, pemilihan duta guru kreatif, EduMagz, lampung best students, dan Lampung youth camp. amin.....

kemampuan public speaking candra banyak diasah dari jam terbangnya di organisasi dan juga di lembaga trainning yang mengajarinya menjadi seorang trainner, OASE... candra juga sempat menjadi penyiar magang di sebuah radio selama 2 bulan. "hhmmm.... saya hanya manusia biasa, tak sempurna dan sering salah... sering gagal.... hanya karena mau terus mengulang sebuah usaha jadi sampai disini., ini juga berkat bantuan kawand-kawand, bukan murni usahaku... intinya ciptakan kausalitas., supaya Tuhan memberikan apa yang kamu inginkan... dan kalaupun belum diberi, Allah punya rencana yang lebih indah." jelasnya, menutup wawancara hari ini.





by : edu-report

29 Maret 2012

pukul 20 : 41

Saya tergelitik untuk menulis ini ketika membaca status salah seorang teman saya yang merupakan seorang aktivis salah satu gerakan mahasiswa yang kurang lebih berbunyi “saat para orang tua menghawatirkan anak-anaknya., mereka justru menghawatirkan nasib bangsanya”. Hhmmm… jemari tangan sayapun gatal untuk memberi komentar “agaknya perlu ada acara meet n understanding dengan para orang tua”.


Sungguh, hal ini menjadi sangat menarik untuk dibahas, ada apa dengan mereka? Apakah mereka terlalu khawatir dengan anak-anak mereka, atau tidak adanya kefahaman yang sama antara orang tua dan anak… sebut saja ibu saya, dulunya adalah seorang anggota gerakan mahasiswa dari salah satu ormas islam, rasanya janggal jika beliau tidak mengerti tentang carut marutnya negeri ini, namun berulangkali ketika saya memancing untuk bercerita tentang kondisi negeri ini, hanya akan sampai pada kesimpulan, kami rindu masa pemerintahan soeharto ? apakah ibuku tidak mengenal new world order ? tidak juga… saya pernah menemukan sebuah buku yang berjudul rezim soeharto dirumah… dan beliau mampu memaparkan pelanggaran-prlanggaran HAM yang dilakukan oleh soeharto.., dan butuh kesangsian besar kalau ibuku tak membacanya… ketika suatu malam beliau menelefon dan bertanya sedang apa? Kala itu saya jawab… sedang membaca zionisme pancasila.. ibukupun langsung menyahut.., itu buku bagus., isinya bla… bla… bla… dan kuingat juga kala itu, ketika aku sibuk bertanya tentang harokah pada seorang saudaraku… ibuku menjelaskan dengan gamblang sambil memberikan titipan buku dari saudaraku itu.., dan esoknya ketika pulang, kami berdiskusi tentang isi buku itu, dan beliau jauh lebih fasih dariku… itulah ibuku, yang pernah kubujuk untuk membuka taman baca di rumah, dan ketika ia mengiyakan… tidak kufollow’up-I hingga saat ini., duluu… kala aku masih SMP.., ibuku rela telfon rohis SMA supaya aku bisa gabung BBQ d SMA itu… ibuku juga pernah mengingatkanku untuk sholat malam dan puasa tengah bulan… ibuku mengajariku memakai jilbab dari aku unyu-unyu… ibuku memberiku majalah “aku anak sholeh” yg jujur… cukup berat untuk anak usia TK nol besar atau SD kelas satu.. ibuku menemaniku wisuda Al-qur’an kala aku kelas 2 SD… ibuku yang selalu memprotes sistim pendidikan… ibuku yang selalu memprotes pejabat pemerintahan….



Lain dengan ayahku, ia tahan melihatku menangis tersedu-sedu karena aku dipaksa memakai jilbab… bukan karena kala itu aku tak tahu dalilnya, namun aku tak siap dengan kondisi sosiologis pergaulanku. Beliau orang yang ideologis.., tegas., dan lugas… mengajarkan islam dengan kefahaman, rasionalisasi, bukan dengan rayuan… “kalau kamu masih mau jadi anak ayah… berislamlah dengan kaffah… kalau tidak, ndk usah berislam… krn ayah ndk pernah bangga punya anak yang merusak citra islam.. udah tau jilbab itu wajib “ please dong boy…. Guys… girl… gw masih eS eM Pe kelas dua kala itu. Ayahku juga berkali-kali memaksaku ikut PII (pelajar islam Indonesia), “ada lho temen bulekmu di PII yg masih SMP, tampak dewasa dan cerdas…” ayahku… beberapa kali terlibat di parpol… beberapa kali terlibat sebagai panitia pemungutan suara… ayahku yang berfikir untuk memanajemen desa dengan baik… dan ayahku yang mengajariku untuk menjadi muslim yang berdaya saing… “tunjukin dong… kl jilbaber juga prestatif dan kontributif”


Semua latar belakang itu, tadinya kufikir menjadi kemudahan bagiku untuk mereka mengerti ketika aku harus sering-sering melakukan kajian kebijakan pemerintah… tapi sekalinya saya nongol di TV local., sudahlah… itu bahaya… intel dimana-mana… pakde kamu dulu… bla.. bla… bla… tadinya kufikir.. semua latar belakang itu menjadi kemudahanku untuk menjadi sosok yang mampu membawa perbaikan untuk negeri ini… sedikit merelakan waktuku dan mimpiku untuk idealis.. membaginya dengan cita-cita ummat… tapi kau tetaplah orang tua yang khawatir dengan masa depan anakmu., yang khawatir IPKq melorot… yang masih menginginkanku hidup damai dan nyaman… menikah dengan laki-laki mapan, terjamin… mendapat pekerjaan yang layak… dan segala kekahwatiran-kekhawatiran lain… kini aku mengerti, betapa lebih sulitnya kawand-kawandku dengan latar belakang keluarga yang bisa dibilang tdk peduli dgn pemerintah… aku saja begini..


Ibu… izinkaku pulang terlambat waktu…. Ingin kutaklukkan malam dengan jalan pikiranku…

Mungkin aku masih terlalu muda, sehingga kau khawatir aku dipermainkan oleh partai politik., mungkin aku terlalu lugu dan polos… sehingga ayah terlalu khawatir untuk aku terlena dengan permainan dunia.

Tapi disudut hatiku aku yakin, ini hanya masalah semangat tua dan muda, walau sebenarnya kita memiliki kegelisahan yang sama. Rasa sayang kalian padaku membangun tembok kekhawatiran yang luar biasa tinggi dan lebar… walau sebenarnya aku juga sadar.. kalian merindukan negeri yang damai untuk cucu-cucumu tumbuh kelak… rasa sayangmu, membuatmu membatasi tembok perdamaian hanya pada keluarga ini… tapi jiwa mudaku berkata… aku ingin berbagi untuk penjuru negeri.. untuk saudaraku di seluruh dunia…


dan ingatkah engkau…

dari mana ketertarikanku ini tumbuh melekat menjadi cita-cita dan penyemangat pada setiap langkah ?? sejak TK, kau mengajarkanku untuk kritis pada sistim pendidikan di negeri ini??? Ingatkah itu… aku tak secerdas anak-anak lain yang membanggakan orang tuanya dengan menjadi ahli medis… tapi izinkanku menjadi ahli lain yang bermanfaat untuk ummat ini.


# teriring rindu yang amat sangat, tapi benteng diantara kita takkan memudar tanpa pembuktian.


Selasa, 27 Maret 2012


ckal bakal BLCN nie....



share... share.... share....


hunting foto di lembah hijau lho....




suasana diskusi live di TVRI Lampung

and this is the story about....
masih kuingat kala itu, sekitar bulan desember, aku bermimpi untuk memiliki suatu komunitas yang fokus pada masalah pendidikan. tiba-tiba di suatu siang, saat menanti dosen mata kuliah literatur HP saya berdering, "candra, ini yudha ISC..." dan bla... bla... bla... ternyata beliau menawarkan saya untuk mengelola peringatan sumpah pemuda di Lampung., dan tiba-tiba saya terfikirkan untuk mengubah acara yang biasanya sebuah seremonial menjadi sesuatu yang berkelanjutan...
pada konsep awal, saya terfikir untuk membuat sebuah workshop pemuda yang mengundang pemuda dari penjuru daerah lampung, mengundang anies baswedan dan membahas gerakan akar rumput pada bidang pendidikan,. saya juga mendapat beberapa masukan dari pengajar muda yang kebetulan saat itu menginap di kontrakan saya..., ktika mencoba untuk mengontak beberapa kakak tingkat saya untuk membantu pada sesi FGD, sejauh yang saya kontak sibuk pada hari itu (semoga sibuk beneran, bukan sebuah penolakan halus...) , saya juga sempat menghubungi organisasi-organisasi paguyuban daerah... namun responpun kurang... disaat seperti itu, ada kabar dari teman-teman ISC untuk menyeragamkan pola peringatan, yaitu diskusi live di TV... dan untuk pemateri., langsung ditunjuk oleh kemenpora..
belum lama dari itu, teman saya menikah dengan seorang fasilitator industri kreatif di Lampung, dan disaat saya sedang mencari stasiun TV, saya bertemu dengan beliau di acara ESo festival di unila, kami berbincang singkat dan esoknya kami menuju TVRI lampung untuk negosiasi masalah live discussion... saya acung jempol pada beliau, negosiasinya handal., dan idenya kreatif... terkait majalah gratis, dll. Namun saat itu saya tidak berfikir cepat untuk menjadikan beliau sebagai pemateri, dan mengarahkan diskusinya untuk mengerucut pada "peran pemuda dalam membangun daerah melalui ekonomi kreatif", saya mendapatkan ide ini H-1, dan walaupun sudah saya bujuk-bujuk, beliau tetap tidak mau... dan berjalanlah diskusi hari itu., bersama bang darma (akademisi), mas pidi (menpora) dan para generasi muda dari lampung.... berlangsung selama satu jam...
paska acara di TV kami berniat menerbitkan majalah gratis yang bernama RADIKAL (remaja terdidik lampung) ... namun krn sesuatu dan lain hal... yang saya males membahasnya hal itu terhambat... namun terimakasih ya Allah., teringat juga ketika menjelang hari H dana belum turun... terimakasih untuk anggota dewan tubabar yang telah membantu, juga seorang tokoh muda ICMI., thanks a lot...

obrolan-obrolan singkat antara, saya, bang hendry, dan bang darmapun berlanjut.. dan ternyata bang hendry sudah lama memiliki konsep bernama BLCN.. setelah beberapa kali ngobrol di KPN, alhasil legallah sebuah lembaga bernama BLCN pada bulan desember 2011...

prinsip bola salju memang efektif, saya belajar banyak terkait pendidikan soft skill, e-learning, design, pemetaan potensi daerah, kolaborasi... thanksss..... dunia barupun menghampiri diriku., tak lama dari itu, kami meengisi di MKKS Lampung Tengah terkait e-learning... TVRIpun menawari kami u satu space acara khusus., begitu juga tegar TV.. sempat menawari kami untuk terlibat pada acara ulang tahun tegar TV maret ini... pihak polinelapun begitu welcome untuk berkolaborasi dengan kami, untuk pembuatan rumah produksi, beberapa link di menpora dan dinas pendidikanpun siap membantu… pada training kewirausahaan pertama di polinela, pesertanya mencapai ratusan, ini fantastis..... dan belum berhenti di sini., sempat ada tawaran featuring dengan gapoktan, dll woww... tapi lagi dan lagi saya kembali tidak cerdas...
diunila kami juga membangun sebuah embrio... sempat diskusi beberapa kali di belakang rektorat, terkait industri kreatif... sempat mencoba usaha kuliner beberapa kali dan gagal... hingga bergabunglah ogas, aris... n the ganknya.... mereka cukup semangat hingga menelurkan RF production dan sagoo... terus lanjutkan kawand...

sabtu kemarin kami pergi ke lembah hijau.... belajar ambil gambar, tapi sebenarnya hanya saya yang belajar, karena yang lainnya sudah handal.. menyenangkan... ada semangat baru., teman-teman baru... dan akupun kembali bermimpi untuk berbuat banyak... eh., tidak... melakukan hal sederhana yang memberikan inspirasi besar... di rumah sederhana bernama BLCN...
dan hari ini aku bersyukur.., atas penolakan-penolakan ketika saya meminta bantuan menyelenggarakan acara dulu... karena penolakan itu membimbingku hingga kesini, pada semangat baru, harapan baru... dan dunia baru yang sederhana namun bermakna... Thanks God.... suatu hal yang tidak pernah aku sangka sebelumnya, dan hari ini aku ingin belajar untuk merawat rumah ini… walaupun masih belajar., dan sering salah., waluapun semangat naik turun, namun petunjuk dari Allah untuk saya bisa sampai disini tak dapat diabaikan sama sekali…
"tuliskan mimpimu dengan pinsil, dan berikan penghapusnya pada Allah... biarkan ia menghapus bagian yang salah dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih indah"

Jumat, 02 Maret 2012


kujumpai malam tanpa bintang dengan sejuta senyuman
kusambut hangat angin malam tanpa kebekuan
kuimpikan pagi yang penuh kehangatan
menari-nari imajinasi tentang embun yang begitu bening

mutiara tak lagi dijual tanpa harga
jejak tak lagi tersimpan dalam dada

Esok malam bintang kan berkedip nan ramai
Esok malam semua kan bercengkrama dibawah sinar sang rembulan
Esok malam ada janji sang waktu
Esok malam musim panen nan ramai
Esok malam jangkrik-jangkrik bersahutan
Esok malam ada cerita tentang mentari dan embun pagi

Tak ada alasan bagiku untuk tak berdamai dengan hari
untuk tak menaklukkan sang waktu dan berjumpa denganmu...