waktu menunjukkan pukul 3:35, aku sibuk mengisi kontrak kuliah, sesaat menghitung-hitung kemungkinan yang akan terjadi, mempersiapkan strategi terbaik untuk lulus empat tahun, juga mempertimbangkan project sosial yang sedang aku bangun. aku rindu menanti saat itu, saat aku bisa mengajak kedua orang tuaku menghadiri wisuda, saat mereka merasa lega karena aku bisa bermanfaat bagi orang lain, saat waktu untuk mengeksplore ilmu lebih dalam lagi itu tiba... huffttt... harus bekerja keras, tidak hanya soal kuliah dan project sosial yang aku impikan, tapi juga masalah finansial yang ndk bisa terlalu mengandalkan rumah... terasa berat, tapi sesaat aku bersyukur... karena Allah masih memberiku kesempatan yang luar biasa ini, untuk belajar memberi kebermanfaatan, untuk memperbaiki diri, dan untuk menyiapkan perbakalan ketika menghadapNya nanti..

Tiba-tiba ada notifikasi masuk di FB, kulihat dari fera dibelahan bumi eropa sana... kami sempat membahas seorang teman yang luar biasa, namanya Anna Amalia, dulu kami satu SMP, trus satu SMA.,SMP kami memang diisi oleh anak-anak super, dan kebetulan kelas kami kelas unggulan, saat itu saya melihat anna sebagai sosok yang biasa, tidak ada bidang tertentu yang ia terlihat bersinar., tapi dua hal yang menjadi fakta, anna berasal dari keluarga broken home yang kurang berada, dan anna selalu berusaha keras untuk menjadi yang terbaik setiap harinya. hingga tiba saat SMA, ia semakin bersemangat, banyak prestasi diraihnya.., dan ia juga sempat nagkring di juara umum... tapi itu bukan karena usaha yang mudah, ia benar-benar sederhana,, berjuang dengan tabah, meminjam buku, tanpa tambahan les yang mahal, bahkan iia harus privat untuk dapat tambahan setiap hari.. sepanjang sekolah ia juga tidak pernah membayar, ia mengandalkan beasiswa. dulu kami ikut debat bahasa inggris, saya pembicara pertama, dan ia ketiga... kami hobi berantem, dan sekali lagi ia semangat.. saat itu kami berangkat lomba debat dan kuingat pertanyaannya saat itu "jadi tadi malem kalian tidur ???? sy terkantuk-kantuk dan saya tahan karena saya pikir kalian pasti masih bekerja keras cari source..." saya agak merasa bersalah saat itu... tapi setelah kami berhasil jadi champion dan dapat thropy juara umum sayapun lupa dgn rasa bersalah saya..,

tiba masa kuliah, sy bingung menghadapinya... mendengar ceritanya... semua orang mengatakan, kl ia mw kuliah itu hanya berkhayal, itu ndk mungkin, dan akhirnya ayahnya memberikan harapan akhir di STKIP Pringsewu.. tapi anna tetap ambisius., ia ingin ada di pendidikan matematika UPI.. kami berangkat bimbel di nurul fikri, ia menggantikan kursi teman saya yang sudah diterima PMDK di sastra jerman UNY, aku belajar darinya tentang bagaimana caranya makan 2 ribu sehari, aku belajar darinya tentang keseriusan.., saat itu aku benar-benar main-main dan ia benar-benar serius... saya suka dunia diplomasi, politik, sosial, cultural understanding, dan aku ingin masuk HI... tapi orangtuaku ingin aku dikedokteran., hasilnya aku ogah-ogahan, tapi aku juga ndk berani bilang... annalah yang memarahiku... "kalau saja aku punya kesempatan emas sepertimu...." dalam hati aku menjawab... "itulah keadilan Tuhan... ia meberimu semangat yang lebih..." dan benar ! ia mendapat beasiswa masuk ke UPI, ia benar-benar membuktikan.... bahwa kita bisa hidup dengan harapan.... dan ia juga benar, aku tidak lulus.... dan aku menyesal...

waktu berselang, aku ikut ujian mandiri di Unila, dan Anna mulai bersinar di UPI sana... saat propti ia mengejutkan seisi GSG, dan akhirnya dapet bonus dari Andi Malarangeng.... tak lama dari itu ia jadi best speaker newbie... suatu kesempatan ia menelfonku, ia cerita tentang kegiatannya, mulai dari kuliah sampai cari uang tambahan... ia ndk mau numpang kos terus, ia butuh piring, kasur, dll... sampai saat ramadhan aku dnegar ia sakit., jelang lebaran itu ia pulang dan aku sempat menjenguknya... setelah ramadhan ia terus sakit.... dan akhirnya tim dokter menyimpulkan ia terkena kangker darah stadium 4.... ya Allah.., betapa Allah sayang padamu kawand.... dokter menyarankan untuk dirawat secara herbal, dan ia pulang ke lampung... aku tau dia pasti sangat sakit... tapi ia masih optimis, ia bisa sembuh dan ikut UAS... bahkan saat ia tak sanggup membuka mata, ia optimis... ia masih punya banyak mimpi... anna.... beberapa hari dirumah ia masuk RS Pringsewu.... tak lama setelah itu dirujuk ke Abdul Muluk... saat itulah sy begitu benci dengan pelayanan kesehatan di negeri ini., ketika kawandku yang satu itu dilettakkan dibangsal dengan para pengidap paru-paru, terlebih ia akan dioperasi tanpa tes laboratorium, dengan alasan ada cairan di paru-parunya.... padahal tim dokter hasan sadikin sudah ada kesimpulan medis.., saat saya bertanya pada ibu anna, kenapa laporan pemeriksaan dari sana tidak dibawa kesini ?? aku baru sadar nama temanku berubah menjadi jayanti., karena ia memakai askes pinjaman... ooohhh... Tuhan... sy benar-benar geram., bantuan dari kawand-kawand, guru, kerabatpun terus berdatangan, baik secara moril maupun finansial... semua bergerak tanpa diperintah., tapi Allah menunjukkan cintaNya dan ia kembali kepangkuanNya dengan tenang... saat itu aku berkesimpulan... kangker darah lebih mengerikan aslinya ketimbang di drama korea...

malam ini aku mereningi diriku, anna yang ingin menjadi menteri pendidikan dan menghapus UN... hari ini saya masih meiliki kesempatan utnuk bertobat pada Allah., saya masih punya kesempatan untuk merubah sistim pendidikan.., saya yang masih memiliki kesempatan untuk membantu ratusan, ribuan, atau jutaan anna... anna lain diluaran sana., terimakasih kawand., atas kenangan indah yang kau berikan, atas pelajaran hidup yang begitu berharga.... ya Allah.. berikanlah ia tempat terbaik disisiMu....