#sebuah renungan kecil dari lingkaran proses kehidupan, bertemu dan berpisah, mengukir kisah.


Memiliki banyak teman memang sangat menyenangkan, bisa melakukan banyak hal bersama, bertukar pikiran dan hidup menjadi lebih hidup dan ramai. Pada awal memasuki dunia kampus, saya menjumpai sebuah pesan dari seorang teman saya "kamu benar-benar menemukan dunia yang kamu banget ya disana". Mungkin saat itu ia sedang merasa kesepian dan ternyata saya tidak kunjung mengerti bahwa ia sedang kehilangan. 

Dulu di SMA kami memang begitu akrab, kemana-mana bersama, bercengkrama dengan enam orang lainnya, namun pada akhirnya pilihan membuat kami terpisah, ada yang merajut mimpi menjadi ahli pangan, pendidik, budaya, dll. terpisahlah kami sampai pada langkah itu, bukan karena tidak ingin bersama, namun nurani lebih jujur memanggil kemana jiwa harus melangkah.

Lalu bertemu teman-teman baru sesama pecinta bahasa inggris, sebuah komunitas yang tidak diragukan lagi kekeluargannya, lambat laun kami berpisah juga pada apa yang dicintai oleh setiap orang. Lagi-lagi alasan yang menyatukan masih terlalu general "sama-sama suka bahasa inggris", namun setiap orang masih memiliki alasan yang berbeda mengapa harus belajar bahasa inggris. 

Menyatu lagi dengan sebuah keluarga yang sama-sama "rindu perubahan", hidup menjadi seperti utopis dan abadi dalam bingkai kebersamaan, mengukir perubahan hingga tua, berjuang pada jalan yang sama dan mati dalam keadaan yang baik. Namun "rindu perubahan" juga masih general, karena setiap individu punya difinisi perubahannya sendiri, dan memiliki cara yang berbeda. Lambat laun, nurani melangkahkan kaki, pada definisi kita masing-masing.

Dan terus memiliki pergaulan baru dengan persamaan yang semakin mengerucut, namun manusia adalah individu unik, yang memiliki irisan yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Nurani kembali memanggil hati masing-masing.

Hari ini aku melihat teman-teman mulai berkembang, aku, semakin menyukai dunia sosial, pengembangan SDM, pendidikan, dll. Teman-temanpun mulai melangkah dengan panggilan hati masing-masing, ada yang merajut karier internasional, memilih menjadi akdemisi, menjadi politisi di beberapa partai, kerja di perusahaan, menjadi wirausaha, menjadi ibu rumah tangga, melalui FB aku menyaksikan bagaimana mereka berjalan mengikuti hati kecil yang memanggil.

Manusia memang makhluk yang unik, memiliki hati kecil yang berbeda dan tidak bisa tertukar. Bukan tidak memungkinkan mereka yang menjadi ibu rumah tangga meniti karier menjadi diplomat, atau mereka yang menjadi diplomat menjadi wirausaha. Namun dengan uniknya, hati kecil memanggil setiap individu secara perlahan, kemana pada akhirnya semua pilihan bermuara, pada apa yang sejatinya mereka inginkan.