Pertama kali kata itu saya dapat dari seorang teman kos yang berniat mengikuti latihan kepemimpinan 1 (LK1) teman-teman HMI. Dalam nilai dasar perjuangan teman-teman yang terakhir adalah ilmu,iman, dan amal. Pertama kali mendengar tiga kata itu cukup simple, ilmu = sesuatu yang harus kita cari sampai kita mati, iman = bentuk keyakinan kita pada sang Khalik, dan amal = perwujudan dari keimanan yang dilandasi oleh ilmu. yah... itulah definisi sederhana yang saya terjemahkan sendiri.

Beberapa hari ini saya disibukkan oleh aktifitas kuliah yang tidak jauh-jauh dari metode mengajar, metode evaluasi, kurikulum, dkk. Belum lagi beberapa praktik disekolah, membuat mata saya terbuka lebar, bahwa dunia diluaran sana bukanlah sangkar emas bernama "kampus". 

Sebut saja proses pembelajaran, profesionalisme guru, semangat belajar siswa, desain kurikulum, aplikasi kurikulum, sistim evaluasi, membuat saya semakin bertanya akan dibawa kemana generasi negeri ini. Gaung pendidikan karakter semakin terdengar paska gagal diselamatkan dengan konsep KBK yang memiliki tiga pilar, kognisi, afeksi, dan psikomotor. 

Dunia semakin rancu, sekolah menjadi masalah, dan lulusannya semakin bermasalah. Pengangguran menjadi tantangan baru yang harus dijawab, kurang skill menjadi ladang pendanaan dan pembinaan baru untuk mengajarkan hard dan soft skill. kemana peran sekola? perguruan tinggi ? apa yang sejatinya mereka lakukan di ruang-ruang kelas ? apa yang mereka pelajari di lokus-lokus belajar ? negeri ini masih juga miskin, minyak kita masih juga dikelola oleh exxon, emas masih juga dieksploitasi freeport... mana kisah yang hendak kau torehkan wahai "pendidikan" ?

Menurut beberapa ahli, pendidikan itu adalah pembebasan, tapi mana, semakin menciptrakan jeratan-jeratan baru yang tak kunjung usai, kemanakah ujung semua ini ?? terkadang merenung, melesat jauh ke masa lalu. Bagaimana dulu islam mendidik generasinya hingga mencapai masa keemasan yang menciptakan kesejahteraan di 2/3 dunia.?

Islam memiliki konsep "menuntut ilmu sampai mati" karena mereka perpegang bahwa :

1. Agama itu dalah bapak segala ilmu, dan.../

2. Orang yang tidak menuntut ilmu Allah adalah orang yang sombong. Bayangkan saja, dunia dengan bermilyar-milyar galaksi ini hanyalah setitik debu di sigasana Allah, lalu bagaimana dengan istana dan kerajaannya ??? patutkah dibandingkan dengan kita yang memiliki secuil ilmu pengetahuan yang belum juga mengcover semua ilmu yang ada di bumi ini. 

Islam juga mengenal konsep pengamalan, (afeksi, pendidikan karakter) dan itu berkaitan erat dengan ilmu "iman tanpa ilmu itu adalah sesuatu yang sia-sia" sementara iman sendiri memiliki definisi "diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan". Subhanallah.... betapa indah konsep pendidikan yang telah Allah rancang, Ilmu dan Amal yang melewati dimensi keimanan kepadaNya. Pantas saja, banyak ahli islam yang menguasai banyak bidang dalam satu orang, mulai dari filsafat, kedokteran, matematika, dll karena mereka sejatinya mempelajari bapak segala ilmu "agama" dan selanjutnya mempelajari pencabangannya. Tidak kemudian disekulerkan seperti hari ini... 

Bismillah... Ya Allah... berilah hamba kesempatan untuk menciptakan pendidikan yang sesuai dengan yang telah Engkau gariskan, karena sesungguhnya Engkaulah yang menciptakan, dan Engkaulah Yang Maha Mengerti bgaimana harus mendidiknya. 



Foto peluncuran Gerakan Indonesia Berkibar, Minggu (28/10/2012) perwakilan pemuda (dari kiri) Alissa Wahid, Alexandra Asmasoebrata, dan Iman Suman membacakan Janji Gerakan Indonesia Berkibar, yaitu Menciptakan manusia Indonesia yang cerdas dan berakhlak mulia, menyejahterakan bangsa dan negara, menyetarakan Indonesia di kancah Internasional.