A : Pada akhirnya semua tidak akan berarti jika tak ada solusi dari sebuah permasalahan....
B : Biar saja ! karena bagi orang-orang cerdas, perjuangan adalah bagaimana merubah pemikiran dan 
     sisanya kita serahkan pada Yang Maha Kuasa.
A : Kalau begitu, bergeraklah untuk merubah, befikir dan bergerak dalam diam, akan memberikan hasil yang
     diam.
B : Kau tidak pernah berfikir, bagaimana kami, para orang-orang yang berilmu memandang "orang sosial"
     bekerja ??? Itu juga tidak lebih dari sebuah kekonyolan.
A : *dalam hati* aku tak pernah mengajak untuk mengkotak-kotakkan siapa yang menyebut dirinya
     komunitas ilmu dengan komunitas sosial. karena bagiku kedua hal itu bersinergi, kami sebelum
     menterjemahkan kedalam bentuk proyek sosial, juga memiliki dasar pemikiran yang berawal dari ilmu,
     melakukan riset ilmiah, dan kemuadian melakukan perubahan.

Obrolan diatas terjadi antara saya dan seorang teman, dimana sebelumnya saya berfikiran bahwa setiap ilmu yang kita miliki harus diamalkan, namun betapa terkejutnya saya ketika dihadapkan pada sebuah kondisi yang dikotak-kotakkan seperti itu. Disaat ilmu pengetahuan bersinergi dengan renaisans, disaat facebook ditemukan dan memberi pengaruh sosial yang besar, engkau justru membatasi dirimu pada sebuah kotak yang kau buat sendiri. 

Apa yang menjadi masalahku adalah bukan aku orang sosial dan kau orang berilmu, namun kita yang harus berilmu, beriman, dan beramal. Karena tidak selamanya orang sosial itu tidak ilmiah, ribuan riset sosial dipaksa untuk diterjemahkan dalam bahasa IPA, namun ribuan riset IPA tidak pernah dipaksa untuk diterjemahkan dalam bahasa sosial. Dan bagi kami yang terlihat berada di ranah sosial, bukan karena kami tidak mampu menerima logika IPA, namun semua ini adalah pilihan.

Hingga pada akhirnya aku menyadari, jika sebuah sinergi juga pilihan, hingga pada akhirnya kau lebih nyaman berada pada kotakmu, itu juga pilihan. Sama seperti pilihan bagi seseorang untuk memakai bahasa sederhana agar lebih mudah dipahami, atau bahasa ilmiah yang padat. Layaknya seekor ikan yang tidak harus bernafas dengan paru-paru, dan seekor ayam yang tidak harus bernafas dengan insang, namun keduanya dapat hidup dengan damai diatas bumi ini.