Hari-hari dimana saya bersyukur berada di tengah keluarga yang sungguh luar biasa. Dari mereka saya belajar menjadi manusia besar, bukan perkara jabatan, harta, namun tentang menjadi khalifah di muka bumi ini. Impianku untuk memiliki hidup yang sederhana, dan melakukan sesuatu dengan sederhana semakin mendapatkan kesepakatan dari berbagai pihak. 

Semakin terenyuh saya mendengar opini salah seorang ibu dari teman saya yang saya kenal sebagai sosok yang tidak biasa. Sungguh seperti itulah para orang tua dari generasi luar biasa membesarkan kami.

"sudahlah.... jangan terlalu idealis dengan skripsimu !, kalau mau idealis nanti saja kalau sudah S3...!" setidaknya saya tidak begitu nyaman dengan kata-kata itu dan lebih nyaman dengan "berikanlah yang terbaik dengan skripsimu, setidaknya ketika kelak engkau bisa melanjutkan sekolah ini menjadi awal yang baik, dan jika engkau tidak bisa melanjutkan, ini menjadi karya tulis terbaikmu." saya lebih nyaman dengan itu.

Aku sadar betul dunia ini dikendalikan oleh segelintir orang, dan aku hanya pion-pion kecil yang terhitung, namun aku yakin Sang Pencipta tidak melihat dari sana. Jauh dari cita-cita yang melambung, aku hanya ingin belajar dengan maksimal untuk pada akhirnya memulia sekolahku sendiri, walau hanya degan 5 orang murid. 

Dan Allah sunggguh luar biasa dengan mengirimkan orang-orang baik disekitar saya, yang membantu dengan sungguh-sungguh. Yang kembali membangkitkan semangat untuk menuntut ilmu. Ya, aku ingin kesana, Harvard Graduate School of Education, International Education Policy. Tidak terlalu berambisi. Hanya ingin melihat bagaimana segelintir orang yang mengatur dunia itu bekerja, sehingga aku tau apa yang bisa aku lakukan untuk sekolah kecilku nanti, walau hanya bersiswa 5 orang saja.

Sekali lagi tidak terlalu berambisi, karena sesungguhnya aku telah mengantongi kebijakan terbaik, yakni Islam, hanya ingin membandingkan saja. Dan disana saya bisa mendapat gambaran tentang dunia versi peradaban masa kini.

Apa ? desain project samai jam 5 pagi ? Plakkkkk !!! sebagai anak muda muslim yang sedang dijajah aku tak pernah bekerja sekeras itu. Mungkin sebenarnya ini bukan bentuk penjajahan, namun aku yang menyerahkan diri menjadi budak.

Pada akhirnya semua bermuara pada satu hal, yakni semangat perubahan. Sungguh orang-orang itu bekerja keras, lalu ada apa denganmu ? ketika sudah mendapat dukungan penuh dari orang-orang terdekat ! just break a leg and change !