Seri Ramadhan #3

Minggu yang lalu saya sempat down karena kemajuan anak-anak tak kunjung terlihat. Berfikir kesana kemari memikirkan cara untuk memasukkan ilmu baru kedalam pengalaman hidup mereka. Hingga saat berbuka puasapun saya tidak lapar, selain karena kondisi fisik yang kurang fit juga karena terbayang-bayang kemajuan adik-adik pesisir yang jauh dari kata pesat.

Kalau begini terus-terusan saya tidak akan memberikan perubahan apa-apa pada diri mereka, jangankan sampai masalah ekonomi tiap KKnya, membuat anak-anak ini setara dengan kompetensi yang harus dicapai anak SD seharusnyapun susah. 

Sebagian besar masih sulit membaca, ada yang putus sekolah, dan lain sebagainya. Selama ini kami memakai metode games, setidaknya anak-anak ini sedikit belajar tentang nilai kepemimpinan, ataupun bernyanyi, yang setidaknya mereka membiasakan diri untuk menyanyikan lagu anak-anak. bahkan kami jauh-jauh dari istilah-istilah pelajaran sekolah supaya mereka tidak merasa kalau mereka sedang belajar.

Buku anak-anak sudah kita bagikan, beberapa buku kita ceritakan, tapi sepertinya tak kunjung menambah wawasan mereka ? saya harus bagaimana ? dalam otak saya ada beberapa orang dan sesaat ketika saya online salah satu dari mereka sedang aktif juga. langsung saya curhat ini dan itu, dan ia menyarankan saya untuk pakai metode dongeng. 

Minggu sorepun tiba, sedikit rasa enggan untuk melangkah mengingat apa yang tejadi minggu lalu. apa bisa saya mengkolaborasikan dongeng dengan materi yang harus dipelajari?  disaat saya ragu seperti itu, seorang teman yang juga relawan sms, mengajak untuk segera beranjak ke pesisir. 

Sebelum motor saya sampai ke pesisir azdan asharpun berkumandang, dan saya berhenti di salah satu masjid untuk shalat. dan subhanallah, bapak-bapak yang biasanya memandang saya dengan anehpun menyapa dengan ramah, "telekungnya di lemari mb, motornya dikunci aja mb, supaya lebih aman". setidaknya hal ini sedikit memperbaiku moodku.

Selesai shalat, badan terasa lebih segar karena basuhan air wudhu, sayapun mengazamkan diri untuk menuju pesisir. sampai di gang masuk ke arah laut, beberapa anak-anak sedang bersepeda dan langsung berteriak melihat kedatangan saya "kak candraaaaa !!!!" mood sayapun semakin baik, bismillah.

Sampai dirumah ibu RT saya parkir motor seperti biasanya dan subhanallah.... "Gardu Baru !!!" sepertinya warga sengaja membuatkannya untuk saya dan teman-teman. Alhamdulillah, artinya selama ini kami diterima di daerah ini. melihat gardu itu semangatkupun memuncak. Hari itu saya ajarkan mereka tata surya dengan dongeng, setelah itu belajar matematika juga dengan dongeng dan mereka antusias, ketika diakhirpun kami tes lagi, mereka masih ingat. akhirnya.... Terima kasih Allah...

Ada kebahagiiaan dalam hati saya, dan sayapun sempat bercerita ke beberapa teman, termasuk yang saya curhati sebelumnya bahwa hari ini berjalan lancar dan saya dapat gardu baru. yang hingga malam hari, ketika saya menuliskan inipun saya masih teringat bentuknya yang sederhana, dari kayu-kayu bekas, tapi Insyaallah akan kami rawat dengan baik. Hari ini semua terasa berbeda, ada beberapa bapak dan ibu yang datang dengan senyum mereka. Sebuah bahasa dukungan tanpa kata, sebuah bahasa cinta yang syarat makna, sentuhan kecil dari Sang Maha Pencipta yang membuatku senantiasa merasa kaya. Bismillah... untuk minggu depan yang penuh kejutan...