Seri Ramadhan #2

Angin sepoi berhembus menyapa anggun pagi menjelang siang. Dengan alunan suara tilawah dari Islamic Center menjelang adzan dzuhur kami duduk bertiga di ruang bawah. berderet bangku tampak berdebu, tak kalah debuan sama ACER Aspire One 722 yang kupakai sekarang. 

Tampak empat orang satpam yang sedang berjaga dan tiga orang lagi di deretan bangku sebrang. Angin semakin kencang menerbangkan kertas-kertas kami yang begitu ringan melambai-lambai. Ya, kami sekedar duduk-duduk saja, sekedar blogging, ngerjain tugas SP atau buat boneka kertas. suasana yang nyaman, mungkin ruang terbuka ternyaman yang ada di kampus ini, ditunjang dengan fasilitas hotspot 24 jam.

Setiap orang nampak tenang menikmati sepoi angin, hanya sederetan kursi dan meja yang tampak gelisah, tertutup debu yang cukup tebal namun tak jua dibersihkan. Ya, Rumah susun unila atau biasa disebut dengan rusunawa. Menjadi tempat tinggal mahasiswa-mahasiswa terbaik unila penerima beasiswa bidik misi. Ada empat lantai dengan puluhan kamar, lantai paling bawah menjadi ruang terbuka dengan sederet bangku tersusun, mungkin dimaksudkan sebagai tempat belajar.

***
Belum begitu lama, seorang temanku bernama Mei Dianita bertutur tentang pengalamannya tinggal di dormitory kampus Missoury, US. Ia bercerita banyak hal, mulai dari aktivitas tahunan di dormitory hingga etos belajar mahasiswa yang luarbiasa. Tak jarang ketika ujian akhir semester tiba, President (baca Rektor) Missoury berkunjung ke dormitory untuk makan malam bersama seraya memberi semangat belajar.

Kebiasaan yang lebih sederhana dan unik juga ada setiap nilai hasil ujian keluar, anak-anak dengan IP diatas 3 mendapat surat khusus yang berisi ucapan selamat dari sang President. Sungguh hal sederhana yang menggugah. 

***
Sepertinya hal itulah yang dirindukan oleh sederetan meja kursi berdebu dilantai bawah dormitori kampus Unila,  apalagi bukan mereka "anak-anak biasa" yang menghuni di atasnya, tapi ia "anak-anak terpilih" yang kelak keilmuan mereka dinantikan oleh Bumi Ruwa Jurai yang memiliki begitu banyak PR besar, dari pengelolaan SDA, SDM hingga tata kelola pemerintahan. Semoga esok dengan terhapusnya debu di deretan meja kursi ini bersamaan juga dengan terbitnya semangat kebangkitan Ruwa Jurai.