Beberapa orang senior saya dikampus menjuluki saya sebagai seorang yang idealis dan mengakar, atau kadang idealis yang tak kunjung habis. Sebenarnya itu bukan sebuah julukan yang bernada positif, namun lebih pada sindiran karena beberapa kali saya mendapat tawaran strategis namun saya tolak, karena saya adalah mahasiswa yang seharusnya berfikir dan bertindak sesuai dengan budaya ilmiah dan bukan oleh kepentingan kelompok. Saya akan mengatakan itu salah walau akibatnya saya dieliminasi dari kelompok tertentu.

Satu minggu yang lalu, tepatnya pada aksi solidaritas Perempuan Lampung dalam penggalangan dana untuk palestina, saya menjadi agigator. Dan unikanya ada salah satu partai yang tergabung dalam aksi tersebut. Dan tepat sesuai dugaan saya, beberapa orang mencoba menghubungkan antara gaya penampilan saya dengan afiliasi politik saya. ya... itu sama sekali tidak benar. Dan mungkin karena perasaan saya saja atau bagaimana, saya merasa ada beberapa orang yang terlihat aneh memandang keterlibatan saya dalam acara tesebut. 

Sebagai seseorang yang mencoba peduli dengan masalah kemanusiaan seperti pendidikan, kemiskinan, sampai saya ikut konferensi A, konferensi B, membahas masalah Afrika hingga Indonesia, akan sangat janggal ketika saya berdiam diri dengan fenomena yang terjadi di Gaza, hal inilah yang membuat saya mengiyakan ajakan teman saya untuk setting aksi dukungan ke Gaza. Sebenarnya saya menginginkan adanya piagam dukungan untuk masyarakat Gaza dari tokoh-tokoh Lampung, namun hal itu tidak disepakati oleh para anggota setting aksi yang lain. Dan sampailah pada kesepakatan bahwa anggota aksi adalah seluruh ormas perempuan.

Sampai di Lampangan, bergabung lagi beberapa organ, termasuk partai politik, yah.... visi pribadi saya adalah saya berjuang untuk kemanusiaan, jika ada organ atau kelompok yang memiliki visi yang sama ya kita sah-sah saja untuk bertemu pada tataran nilai. Dan alhamdulillah.... aksi itu berhasil mengumpulkan 14 juta dan 5 gram emas plus... plus... dalam waktu kurang lebih 90 menit. 


So, the only reason is #save humanity... tidak lebih dari itu, dan saya harap jangan menghubungkan gaya penampilan saya dengan kelompok tertentu, begitu juga ketika saya salut atas Mursi dan Erdogan atas diplomasi mereka untuk Israel-Palestina, ya tidak lebih karena saya memandang mereka sebagai seorang pemimpin muslim... Dan untuk teman-teman dari kelompok tertentu yang tidak nyaman dengan keberadaan saya disana, saya mohon ma'af karena lagi-lagi the only reason is #save humanity... ketika saya dan kelompok anda memperjuangkan nilai yang sama.. ya it's okay kita bertemu di lapangan, dan saya akan tetap belajar menjadi intelektualis yang independent dan mahasiswa yang mecoba hidup dengan budaya ilmiahnya.... yah, dengan segala konsekuensi julukan pastinya... Insyaallah...